Ruteng, Vox NTT- Bayi pasangan muda, Sabinus Jampung (18) dan Karolina Fatima Keluru (16) asal Canggo, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur belum bisa keluar dari RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, Senin (04/07/2022).
Pada 07 Maret 2022 lalu, Sabinus dan Karolina dianugerahi dua bayi kembar berjenis kelamin perempuan.
Keduanya lahir dengan berat 1,8 Kg dan 1,3 kg. Bayi yang beratnya 1,8 Kg setelah sebulan, kemudian meninggal dunia karena sakit di rumah Karolina Fatima Keluru di Tolok-Lenang, Kecamatan Lamba Leda selatan.
Sedangkan, pada 13 Juni 2022 bayi dengan berat 1,3 Kg megalami sesak napas dan kemudian dilarikan ke Puskesmas Mano.
Dari Puskesmas Mano kemudian dirujuk ke RSUD dr. Mben Mboi Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Setelah melakukan berbagai rangkaian perawatan di ICU RSUD Ruteng Mben Mboi, bayi dengan berat 1,3 Kg tersebut sudah mulai membaik dan diperbolehkan unuk kembali ke rumah.
Tetapi pihak rumah sakit tidak mengizinkan mereka pulang karena belum membayar kewajiban biaya perawatan selama dua minggu di ICU.
Karolina Fatima Keluru, ibunda bayi mengatakan, biaya rawat di ICU sebesar Rp14 juta. Pihak kemudian RSUD sudah memberikan kebijakan untuk membayar Rp12 juta.
Saat ini bayi tiga bulan tersebut masih di rumah sakit bersama kedua orangtuanya dan keluarga dekat. Mereka tertahan lantaran tak mampu membayar tagihan biaya rumah sakit.
“Saya dan suami saya hanya memiliki uang 1,5 juta untuk biaya rumah sakit. Saya tidak tahu mau cari uang di mana lagi. Saya dan suami belum punya kerja. Saya sangat mengharapkan uluran tangan dan belas kasihan untuk bayi kecil kami ini,” pinta Karolina.
Rosalia Ida (35) keluarga dari Karolina juga mengaku pasrah. Keadaan ekonominya saat ini tidak bisa membantu kesulitan Sabinus dan Karolina.
“Saya tidak memiliki apa-apa, saya hanya sebagai tenaga harian dan saya datang membantu membawa makanan buat mereka karena rasa sayang saya. Kalau uang saya tidak punya,” aku Rosalina.
Bayi tiga bulan, kedua orangtua dan keluarganya saat ini sangat membutuhkan uluran tangan dan hati semua pihak untuk membantu dengan caranya masing-masing.
Kontributor: Frein Raden
Editor: Ardy Abba