Ruteng, Vox NTT- Pater Febrianus Samar, CS yang merupakan salah seorang misionaris konggregasi Scalabrinian asal Jaong, Desa Jaong, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT menggelar misa syukur tahbisan Imamat, bertempat di halaman SDK Jaong pada Jumat (15/07/2022).
Misa syukur tahbisan itu dipimpin sendiri oleh Pater Febrianus Samar, CS dengan didampingi oleh belasan para imam dari berbagai komunitas biara dan juga imam dari Keuskupan Ruteng.
Misa syukur dihadiri oleh keluarga besar Pater Febrianus Samar, CS, umat Stasi Jaong, umat Paroki St. Pio Langke Majok, kerabat dan kenalan, serta teman-teman angkatan pater Febrianus dan panitia syukuran tahbisan.
Sebelum perayaan misa dimulai, rombongan Pater Febrianus diarak dari rumah Kepala Desa Jaong dengan ronda yang dipimpin oleh para tua adat dan tua gendang Desa Jaong.
Terpantau, anak-anak melakukan pagar betis sepanjang titik ronda sampai menuju pintu masuk tempat ibadah.
Pater Vitus, SVD dalam khotbahnya dengan mengutip kata Pimpinan Gereja Katolik sejagat mengatakan bahwa, Imam atau Pastor harus berbau domba karena kedekatannya dengan umat Tuhan.
“Jadi seperti kata Paus sendiri bahwa Imam harus berbau domba-dombanya karena ia bersatu dengan domba-dombanya. Karena kedekatannya dengan Umat Tuhan maka seorang Pastor mesti berbau umatnya. Di dalamnya, umat merasakan bahwa seorang Pastor itu dekat dengan Tuhan yang terlihat melalui cara atau kesaksian hidupnya,” tukas Pater Vitus dengan nada pelan.
Lebih lanjut, Pater Vitus, SVD mengingatkan agar jangan menjadikan imamat sebagai suatu kekuasaan yang bertolak belakang dengan spirit panggilan.
“Kadang-kadang secara mayoritas Gereja ditunjang oleh orang-orang miskin dan Pastornya hidup sebagai orang yang hidup sebagai kalangan menengah ke atas. Jadi harus berbau domba-dombanya dan juga hidup berbau umatnya melaui cara hidupnya ataupun melalui kesaksian hidupnya,” ujarnya.
Sementara itu, Pater Febrianus Samar, CS dalam sambutannya usai perayaan ekaristi mengatakan bahwa, panggilannya sebagai seorang Imam Scalabrinian sudah mulai dirasakannya saat pertama kali bergabung dengan konggregasi tersebut.
“Saat awal saya bergabung bersama keluarga besar Scalabrinian, saya merasa bahwa Tuhan mengetuk hati saya untuk menjadi seorang misionaris Scalabrinian,” cetus Pater Febri, CS.
Lebih lanjut, Pater Febri, CS mengatakan bahwa perjalanannya menjadi seorang Imam Scalabrinian bukanlah tanpa tantangan. Meski demikian, semua tantangan yang dihadapi membuatnya semakin kuat dan teguh dalam menjawabi panggilan Tuhan.
“Pokoknya ada banyak tantangan, baik itu saat pertama bergabung dengan biara Scalabrinian maupun juga dalam perjalanan ziarah panggilan hidup saya hingga ditahbiskan menjadi seorang imam Scalabrinian. Dan setelah saya merefleksikannya kembali, saya menemukan dan menyadari bahwa tantangan yang ada tersebut membuat saya semakin kuat dan teguh dalam panggilan,” ujarnya.
“Semuanya tantangan itu bisa saya lewati karena relasi yang saya bangun dengan Tuhan melalui doa. Di dalamnya, saya serahkan sepenuhnya kepada Tuhan,” sambungnya.
Lebih jauh, Pater Febrianus Samar, CS mengungkapkan alasan penting dibalik moto tahbisan imamatnya yang diambil dari Kitab Ibrani 5:6 “Engkaulah Imam Untuk Selama-Lamanya”.
“Saya merasa bahwa di tengah keterbatasan dan keburukan saya dalam seluruh ziarah panggilan hidup, Tuhan mengetahui isi hati saya bahwa di dalam hati saya ada kerinduan untuk dekat diri dengan-Nya. Dan doa menjadi jembatan yang sangat kuat bagi saya sehingga saya merasa bahwa panggilan itu datangnya dari Tuhan sendiri untuk saya. Dan berdasarkan refleksi yang ada tersebut, saya mengambil moto dari kitab Ibrani ini,” ungkapnya
Mengakhiri sambutannya, Pater Febri, CS menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan anggota keluarga serta semua orang yang sudah mendukung perjalanan panggilan hidupnya.
“Secara pribadi saya menyampaikan terima kasih. Tentunya bahwa hal ini menjadi awal panggilan hidup saya. Dan tentu akan ada banyak tantangan yang akan saya hafapi kedepannya. Karena itu, saya memohon doa dari bapa-mama sekalian agar saya tetap kuat dan setia dalam panggilan hidup saya. Dan doa saya juga akan selalu menyertai perjalan hidup bapa-mama sekalian,” cetus Pater Febrianus, CS.
Imam Scalabrinian Indonesia Yang Ke-28
Pada tempat yang sama, Pater Yosef Albertman Sadipun, CS dalam sambutannya mewakili keluarga besar Konggregasi Scalabrinian mengungkapkan bahwa, Pater Febrianus Samar, CS Adalah Imam Scalabrinian Indonesia Yang Ke-28.
“Jadi, kami tentunya sangat bersyukur kepada Tuhan untuk rahmat dan berkatnya yang telah memanggil Pater Febri, CS untuk menjadi Imam Scalabrinian,” ungkap Pater Yosef Albertman.
Lebih lanjut, Pater Yosef Albertman, CS menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berkenan hadir dan mendukung panggilan Pater Febri, CS hingga pada acara misa syukur tahbisannya tersebut.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada kita semua yang berkenan hadir dan mendukung panggilan Pater Febri, CS hingga pada acara misa syukurannya yang kita rayakan pada hari ini. Terima kasih juga kepada bapa-mama dan keluarga yang sudah mendukung dan merelakan putra sulungnya, yaitu Pater Febri, CS untuk menjadi Imam Scalabrinian,” cetusnya.
Pada bagian akhir sambutannya, Pater Yosef Albertman, CS menyampaikan secara ofisial SK penempatan yang defenitif atau yang pasti dari Pater Febri, CS.
“Negara tujuan untuk tugas dari Pater Febri, CS yaitu Negara Venezuela, kota Valencia. Dan kita sudah menerima SK penempatan bahwa Pater Febri, CS ini akan menjadi pastor rekan di dua paroki sekaligus. Tentu doa-doa kami dan kita semua melalui perantaraan Bunda Maria dan juga melalui St. Carolus sebagai pelindung biara Scalabrinian serta melalui Beato Scalabrinian selaku pendiri biara Scalabrinian agar Tuhan senantiasa memberkati, melindungi dan meneguhkan Pater Febri, CS untuk menjadi imam selama-lamanya,” tukas Pater Yosef Albertman.
“Pater Feberi, CS yang terkasih, jauh di kampung halamannya di Venezuela, Tuhan yang memanggilmu, Tuhan yang mengutusmu. Jangan ragu hatimu. Dan jangan bimbang batinmu. Terbentang luas misimu. Kekal abadi Imamatmu. Profisiat. Tuhan memberkati,” sambung Pater Yosef Alvertman mengakhiri sambutannya.
Untuk diketahui, Pater Febrianus Samar, CS ditabiskan di Maumere pada tanggal 1 Juni 2022 yang lalu oleh Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, pr. Ia terdaftar sebagai imam ke tiga di Stasi Jaong Paroki St. Pio Langke Majok setelah Pater Pius Repat (alm) dan RD. Agustinus Rame yang sekarang menjadi Pastor Paroki St. Paulus Mano, Manggarai Timur.
Misa syukuran tersebut diramaikan dengan penampilan dari anak-anak PAUD dan sekami Jaong mulai dari tarian budaya Manggarai dan dance modern hingga vokal grup. Acara ditutup dengan resepsi bersama.
Penulis: Igen Padur