Kefamenanu, Vox NTT- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi RI H. Abdul Halim Iskandar melakukan kunjungan kerja di BUMDes Pala Opat, Desa Tubu, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten TTU, Provinsi NTT, Selasa (16/08/2022).
Terpantau, Menteri Halim yang didampingi istri dan sejumlah dirjen, Wakil Bupati TTU Eusabius Binsasi dan istri, Ketua DPRD Hendrik Frederik Bana serta para pimpinan OPD tiba di Desa Tubu sekitar pukul 16.30 Wita..
Saat tiba, Menteri Halim langsung disambut oleh para tetua adat dengan tutur adat.
Kemudian oleh para tetua, Menteri Halim dan istri langsung dikenakan pakaian adat.
Selanjutnya diarak dengan tarian menuju ke tenda kegiatan.
Ketika di tenda, terlebih dahulu Wabup Eusabius Binsasi diberi kesempatan untuk menyampaikan sekapur sirih.
Dalam sambutannya, Wabup Eusabius menggambarkan tentang kondisi Kabupaten TTU. Itu baik soal jumlah penduduk, kondisi geografis hingga kekayaan alam dan hasil bumi yang dimiliki Kabupaten TTU.
Setelah Wabup Eusabius selesai menyampaikan sekapur sirih, Menteri Halim kemudian diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutannya.
Usai menyampaikan sambutan, Menteri Halim langsung menyerahkan dana bantuan senilai Rp50 juta.
Setelah itu dilanjutkan dengan launching Kopi Tubu hasil produksi BUMDes Pala Opat.
Tak hanya me-launching, Menteri Halim dan rombongan juga sempat mengendorse (mempromosikan) hasil produksi petani yang berada di perbatasan RI-RDTL itu.
Direktur BUMDes Pala Opat Blasius Kefi saat diwawancarai wartawan mengaku pengembangan tanaman kopi sudah dilakukan oleh para petani di Desa Tubu sejak tahun 1980-an.
Namun pengembangan dalam jumlah banyak tersebut mengalami kendala saat hendak diproduksi menjadi bubuk kopi.
Hal itu terjadi lantaran ketiadaan alat, proses pengolahan biji kopi hingga menjadi bubuk dilakukan secara manual.
Akibatnya, jumlah bubuk kopi yang didapat hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
“Waktu itu semua proses produksi kita lakukan secara manual,” tuturnya.
Melihat kondisi itu, jelas Blasius, pihaknya dan Pemerintah Desa Tubu langsung berembuk untuk mencari jalan keluar.
Sehingga beberapa waktu lalu disepakati untuk mendatangkan mesin pengolah biji kopi.
Kemudian dengan bantuan pelatihan yang diberikan oleh Robert Desilfa Saunoah salah satu pengusaha kopi di Kota Kefamenanu akhirnya pada bulan Juni lalu BUMDes Pala Opat mulai bergerak memproduksi sendiri biji menjadi bubuk kopi.
“Kita sudah mulai jual ke masyarakat umum dan juga kantor-kantor, sudah sekitar 60-an kg yang kita pasarkan,” tuturnya.
Blasius mengaku untuk pasokan bahan baku biji kopi saat ini masih bisa diperoleh dari masyarakat yang menanam di pekarangan rumah dan juga beberapa hamparan lahan yang cocok.
Namun untuk pengembangan ke depan, pihak Pemdes Tubu sudah mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk pengadaan anakan tanaman kopi.
“Kita sudah bersepakat untuk mengalokasikan anggaran untuk pengadaan tanaman kopi,” tuturnya.
Terpantau, kegiatan itu juga dihadiri oleh Camat Bikomi Nilulat Marselinus Sara, para Kades se- Kecamatan Bikomi Nilulat, para pendamping desa se-Kabupaten TTU, serta masyarakat setempat.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba