Kupang, Vox NTT – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan, program dari Kementrian Desa diarahkan ke kawasan Indonesia Timur, termaksud NTT.
Fokus utamanya adalah melakukan pendampingan pada kelompok petani kecil di desa.
“Itu hanya ada di Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, dan Maluku Utara. Ada lima provinsi. Pada kesempatan ini, saya mendapat tugas untuk menghadiri atau merayakan kemerdekaan di daerah perbatasan,” kata Halim Iskandar di Kupang, Rabu (17/08/2022).
Menteri Abdul Halim Iskandar ditugaskan Presiden Jokowi untuk merayakan HUT RI ke-77 tahun di kawasan perbatasan negara.
Menteri Halim kemudian merayakan peringatan kemerdekaan di Kabupaten Belu, NTT.
Ia bersama rombongan tiba kemarin, Selasa 16 Agustus 2022 dan akan kembali ke Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022.
Penugasan presiden itu, untuk sejalan dengan komitmen kepala negara agar pembangunan digencarkan dari Indonesia Timur.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov NTT. Dia mengakui bahwa NTT tidak seperti yang dibayangkan dari luar pikir orang. Situasi ini perlu dikemukakan agar diketahui.
Pembangunan di desa sebenarnya diarahkan pada sektor operasional atau konkrit. Ini juga dituangkan dalam arah kebijakan pembangunan desa atau SDGs Desa. Satu-satunya, yang menjadi arah bentuk percepatan pembangunan desa dengan beberapa tujuan.
Tahun 2024 ditargetkan angka kemiskinan ekstrim nol persen. Ukurannya adalah penghasilan 1,99 US Dollar per hari tiap warga atau Rp 11.200.
Mengacu pada angka ini, maka warga yang berpenghasilan dibawa angka demikian maka masih tergolong miskin. Seluruh potensi, kata dia, perlu dioptimalkan untuk menanggulangi Kemiskinan ekstrim.
Selain itu, Pemerintah ingin mewujudkan desa tanpa kelaparan. Pemerintah tidak ingin kedepannya, para pemimpin generasi penerus terkena stunting.
Ketika dua hal ini tercapai maka, dilanjutkan dengan pendidikan desa yang berkualitas. Semua itu akan terus dikerjakan bersama-sama.
Satu lain adalah, pelibatan perempuan dalam menyusun tiap kebijakan. Halim berkaca pada pengalamannya saat menjadi anggota legislatif hingga menteri. Istrinya senantiasa menemani dan ia mendapat cukup banyak manfaat.
Dia memberi contoh, di Jawa Timur telah terbentuk koperasi perempuan. Dan ketika dikendalikan oleh kelompok perempuan, maka keuangan akan terjaga.
Arah kebijakan pembangunan, lanjut dia, memang terus dilaksanakan untuk mewujudkan desa ekonomi produktif dan merata.
“Ini bisa kita buktikan karena kesenjangan di desa itu jauh lebih mudah didapatkan daripada kesenjangan di Kota. Disparitas ekonomi di desa lebih mudah didekatkan dari pada disparitas ekonomi di Kota,” jelas dia.
Dia meyakini, jika semua program ini berjalan dengan baik maka 71 persen penduduk yang ada di desa akan mengalami perkembangan yang signifikan.
90 persen wilayah Indonesia yang ada di desa juga akan mengalami peningkatan dalam penanganan. Ketika total 7.461 desa ditangani dengan baik, maka itu setara dengan penyelesaian 85 persen masalah di Indonesia.
Dengan ini, sangat penting pembangunan di desa searah dengan visi misi Presiden Jokowi, membangun dari pinggiran, membangun dari Desa.
Dukungan dari kepala daerah terutama di NTT akan menjadi sangat penting dalam mewujudkan apa yang dicita-citakan.
NTT juga justru akan semakin maju dengan kerja bersama yang dilakukan bersama semua pihak, termaksuk Pemerintah provinsi NTT.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menteri Desa ke provinsi kepulauan itu.
“Bapak Menteri selamat datang. Dan kami menyampaikan terima kasih atas kunjungan Bapak Menteri,” ucap Nae Soi.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba