Labuan Bajo, Vox NTT- Martinus Jeminta seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) harus kehilangan nyawa setelah menjadi korban salah sasaran penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok remaja di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar) pada Minggu (02/10/2022) dini hari.
Pemuda 28 tahun itu berasal dari Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Komodo, Minggu malam, pukul 20.42 Wita.
Menanggapi peristiwa itu, Ketua Presedium Komunitas Pemuda Antiradikalisme (KOPEARAD) Mabar Itho Umar mengutuk keras pelaku penganiayaan yang tidak manusiawi tersebut.
“Kami KOPEARAD mengutuk keras pelaku penganiayaan yang tidak manusiawi yang dialami oleh almarhum Martinus Jeminta,” tegas Itho Umar di Labuan Bajo, Senin (03/10/2022).
Ia pun mendesak Kepolisian Resort Manggarai Barat untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan salah sasaran tersebut dan memberikan hukum bagi para pelaku.
“Sangat menyedihkan, korban yang datang jauh-jauh dari Manggarai Timur untuk menikmati separuh kue kemajuan di pusat kota premium Labuan Bajo dengan berdagang cilok harus ‘menyerahkan’ nyawanya pada tangan-tangan manusia biadap,” kata Itho Umar.
“Ya, manusia biadap! Karena apa yang mereka lakukan sungguh di luar nalar manusia sebagai makhluk hidup yang saling mencintai dan menyayangi. Apalagi peristiwa tidak manusiawi ini. Ini terjadi pada tempat (obyek) penting yang ada di Labuan Bajo,” lanjut Itho
KOPEARAD Mabar meminta, pihak terkait dalam hal ini Pemerintah Manggarai Barat dan aparat keamanan, baik itu TNI-POLRI untuk melakukan evaluasi terkait strategi pengamanan objek vital di seluruh wilayah Manggarai Barat baik di daratan maupun di pulau-pulau.
“Kejadian Martinus Jeminta akan menjadi preseden buruk bagi situasi keamanan dan kenyamanan siapapun yang datang ke objek-objek vital di Labuan Bajo,” tutup Itho Umar.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba