Nagekeo, Vox NTT- Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do mengatakan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta berbagai pemangku kepentingan pendidikan harus berkolaborasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sebagai upaya untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.
“Saya berharap kita semua terus memberikan perhatian serius pada peningkatan kualitas pendidikan di Nagekeo dengan bersinergi antarpemangku kepentingan dan praktisi pendidikan dalam mengintegrasikan seluruh program pembangunan demi Nagekeo yang Sejahtera, Nyaman dan Bermartabat,” kata Bupati Don, Kamis (09/02/2023).
Sebagai upaya mendukung IKM, Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra, antara lain: INOVASI, Yayasan Sulinama dengan program literasi bahasa ibu sebagai bahasa transisi pembelajaran, Taman Bacaan Pelangi dengan program literasi melalui Perpustakaan ramah anak, Wahana Visi Indonesia dengan sanitasi sekolah berbasis Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial, dan Yayasan Plan International Indonesia terkait pembelajaran berbasis sarana Informasi dan Teknologi di Sekolah Dasar.
Kabupaten Nagekeo menjadi salah satu kabupaten mitra dari INOVASI sejak akhir 2019. Kemitraan ini berangkat dari kerisauan terhadap situasi pendidikan di Nagekeo.
Melalui program yang difasilitasi oleh INOVASI, berbagai cara inspiratif untuk meningkatkan kecakapan fondasi belajar siswa kelas awal (literasi, numerasi, dan karakter) mampu dilakukan oleh para guru.
Pendekatan Reading Camp adalah salah satu cara yang dipraktikkan dalam program dampingan INOVASI.
Esensi dari IKM dan PMM adalah asesmen dan TaRL atau Teaching at the Right Level, sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak yang berawal dari asesmen.
Guru pun menggunakan TaRL berbasis hasil asesmen awal dan asesmen berkala selama proses pembelajaran.
Tidak kalah penting, adalah praktik penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran terutama di kelas awal SD/MI, untuk membantu siswa memahami pembelajaran dengan lebih baik sekaligus bertransisi ke Bahasa Indonesia.
Praktik ini merupakan sebuah upaya inklusif untuk mempermudah siswa yang berbahasa Nage dan belum menguasai bahasa Indonesia agar juga dapat merasakan pembelajaran yang berkualitas.
Upaya ini telah dilakukan bekerja sama dengan INOVASI sejak tahun 2020, dan hal ini merupakan hal yang sangat menarik yang turut menjadi agenda kunjungan pemantauan kali ini.
Bupati Don memberikan apresiasi atas dukungan, perhatian serta kepedulian dari INOVASI serta mitra pendidikan lainnya yang telah membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Nagekeo.
“Program INOVASI ini lebih menyentuh kepada anak kelas rendah di wilayah kita. Ini adalah salah satu upaya baik dalam rangka mendorong kecerdasan anak di Nagekeo menuju 100 tahun Indonesia,” ungkap Bupati Don.
Dukungan kerja sama dengan berbagai mitra telah banyak membawa perubahan signifikan di Kabupaten Nagekeo, termasuk kesiapan sekolah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka melalui strategi perekrutan dan pemberdayaan Fasilitator Daerah (tingkat kabupaten) hingga Fasilitator Sekolah.
Percepat Transformasi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, berupaya mempercepat transformasi pembelajaran di jenjang pendidikan dasar.
Kabupaten Nagekeo di bawah kepemimpinan Bupati Johanes Don Bosco Do fokus meningkatkan kemampuan siswa di bidang literasi, numerasi, dan inklusi.
Upaya itu diwujudkan melalui berbagai macam program inovatif seperti implementasi Kurikulum Merdeka, Pemanfaatan Rapor Pendidikan, dan Transisi Bahasa Ibu ke Bahasa Indonesia untuk mendukung kemampuan membaca.
Kebijakan ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), Bappenas, saat melakukan kunjungan pemantauan terhadap proses transformasi pembelajaran yang telah dilaksanakan di sejumlah sekolah dan madrasah di Kabupaten Nagekeo, Kamis (09/02/2023).
Selain perwakilan ketiga Kementerian turut hadir dalam kegiatan pemantauan ini perwakilan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Kedubes Australia Andi Muhardi dan Direktur Program Inovasi Mark Heyward, Ph.D.
Kunjungan pemantauan bersama yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Februari 2023 ini dilakukan untuk meninjau langsung pelaksanaan perkembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, program INOVASI maupun mitra pendidikan lainnya di Kabupaten Nagekeo.
Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari upaya transformasi proses pembelajaran yang dimaksud. Hasil pemantauan akan turut dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan di bidang pendidikan.
Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek mengatakan sangat senang mengetahui bahwa transformasi pembelajaran yang sedang digerakkan pemerintah pusat, selaras dengan visi, misi, dan program prioritas Kabupaten Nagekeo.
Pemkab menyambut baik pelaksanaan Program Penggerak khususnya Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak di Nagekeo.
Bupati Don berkomitmen untuk tidak melakukan mutasi pada kepala sekolah dan guru pada sekolah yang ditetapkan selama masa pelaksanaan program.
Sekolah-sekolah yang terpilih nantinya akan melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan pendampingan dan pendanaan dari APBN maupun APBD.
Komitmen ini sejalan dengan salah satu misi dan tujuan program prioritas pembangunan Pemda Nagekeo dengan yang tertuang dalam RPJMD 2018-2023 Bidang Pendidikan, yaitu mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cerdas dan mendapatkan akses pendidikan dengan sasaran peningkatan kualitas pembelajaran khususnya dalam bidang literasi dan numerasi.
Sementara itu, Drs. Zulfikri Anas, M.Ed Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP Kemendikbudristek menyatakan bahwa misi utama dari kurikulum merdeka ialah bagaimana memberikan keluasan kepada kepada guru untuk mengkondisikan setiap anak agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap anak.
Di sisi lain, Zulfikri mengapresiasi capaian pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dua sekolah dasar yang dikunjungi tim pemantau ke beberapa sekolah dasar yang mana guru tahu persis apa yang dibutuhkan oleh siswa dan guru berangkat dari apa yang dibutuhkan.
“Kalau dulu berangkat dari materi kurikulum sekarang berangkat dari kebutuhan siswa dilakukan asesment awal pada saat itu untuk mengetahui kebutuhan siswa,” jelasnya.
Menurut Zulfikri, tugas paling berat adalah guru yang mengajar di kelas awak, karena bagaimana Ia harus memikirkan dampak tumbuh kembang anak ke depannya.
Sebab, yang terpenting di dunia pendidikan itu membentuk karakter anak sejak usia dini, yang mana diibaratkan membangun sebuah rumah, anak kelas awal layaknya pondasi.
“Kalau kita bangun pondasi rumah kan sebetulnya bukan sekedar pondasi itu jadi, tapi kita harus memperhitungkan pondasi ini kuat nggak sampai beban sampai ke atasnya. Kalau pondasinya sudah kuat setiap anak tumbuh dan berkembang maka nilai detail akan berkembang,” imbuhnya.
Turut hadir, Dr. Suwardi, M.Pd., Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama mengapresiasi kebijakan Bupati Nagekeo yang tidak membedakan antara sekolah negeri dan swasta baik itu Madrasah maupun swasta Katolik.
Kebijakan tersebut kata Suwardi, patut didukung oleh semua baik itu Pemerintah Daerah, Provinsi hingga Pemerintah Pusat (Kementerian Agama) dalam memajukan Pendidikan di Nagekeo.
Terkait implementasi merdeka belajar, Suwardi menyampaikan bahwa ketika guru diberi kemerdekaan di dalam mengelola pendidikan itu artinya guru-guru itu adalah orang-orang yang kreatif.
“Hanya orang-orang yang bahagia orang-orang yang merdeka yang bisa mengoptimalkan potensinya. Hanya guru-guru yang bahagia dan merdeka yang bisa menularkan ini,” paparnya.
Sementara itu, Suprapto Budinugroho, ST., M.Eng, perwakilan Bappenas mengaku perkembangan pembelajaran siswa baik di sekolah maupun Madrasah menunjukkan perkembangan yang luar biasa.
Menurutnya, Pemerintah berkomitmen mendorong akselerasi pendidikan baik dari sisi kualitas anak didik maupun tenaga pengajar.
Kerja sama dengan inovasi ditularkan baik di semua sekolah di NTT maupun diserap sampai ke level nasional karena hal-hal yang ini yang ingin didapatkan oleh Bappenas.
Baginya, kerjasama kolaborasi dengan inovasi mampu menularkan hal baik ke semua sekolah di NTT khususnya di Nagekeo.
“Kami apresiasi sekali lagi atas kebijakan dari diberikan oleh Bapak Bupati dan juga pendampingan dari inovasi yang selama ini dengan sangat telaten mendampingi satuan pendidikan,” pungkasnya. [VoN]