Ruteng, Vox NTT- Warga Poco Leok yang terdiri dari beberapa kampung yang selama dua hari terakhir ini melakukan aksi protes terhadap rencana pengembangan geotermal Ulumbu di Poco Leok diduga mendapat kekerasan dari POLPP, Brimob, TNI dan Polri.
Menanggapi hal itu, Presidium Gerakan Kemasyarakatan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng Marsianus Gampu mengecam keras dugaan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat POLPP, Brimob dan TNI-Polri.
“Tindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan sangat tidak manusiawi terhadap warga Poco Leok yang menolak kehadiran rencana pembangunan geothermal ini. Oleh karena itu kami mengecam keras atas tindakan aparat hari ini kepada masyarakat Poco Leok,” tegas Marsianus.
Menurut Marsianus, kehadiran aparat keamanan seharusnya menjadi mediator antara pihak yang pro dan kontra terkait rencana pembangunan geothermal.
“Kehadiran aparat keamanan di Poco Leok seharusnya menjadi pemecah masalah antara masyarakat adat yang pro maupun kontra bukan hadir untuk mendukung salah satu pihak yang berpotensi akan menimbulkan konflik baru,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Presidium PMKRI Cabang Ruteng Laurensius Lasa mengatakan, Pemerintah Kabupaten Manggarai harus segera mencabut SK penetapan lokasi pengembangan geothermal Ulumbu di Poco Leok.
“Masyarakat yang tolak rencana pengembangan geothermal di Poco Leok menjadi korban atas kebijakan Bupati Manggarai yang tidak memperhatikan kondisi di akar rumput sehingga dengan prematur saudara Bupati Heri Nabit mengeluarkan SK penetapan lokasi itu,” tegas Laurensius.
“Pemerintah Manggarai hari ini dengan bahagianya melihat masyarakat adat Poco Leok yang tolak dengan rencana pengembangan geothermal Ulumbu di Poco Leok berdarah-darah memperjuangkan kehidupannya sendiri,” tambah dia.
Laurensius pun menilai bahwa rezim yang dipimpin oleh Bupati Hery Nabit hari ini adalah rezim yang sangat otoriter. Hal ini dibuktikan dengan dugaan tindakan aparat keamanan hari ini terhadap warga Poco Leok.
Ia juga menduga Pemerintah Kabupaten Manggarai dengan sengaja menyuruh aparat keamanan untuk melakukan tindakan represif terhadap warga Poco Leok. [*]