Bajawa, Vox NTT- Gelaran Wolobobo Ngada Festival 2023 kembali mengusung tema Kopi, Bambu, dan Tenun. Gelaran tahunan yang dilaksanakan selama 3 hari, 28-30 Juni 2023 merupakan 1 dari 110 Karisma Event Nusantara 2023 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bapakrekraf).
“Festival ini kami harapkan dapat menghubungkan pariwisata Ngada dan dunia. Salah satu yang coba kami lakukan salah satunya adalah membawa Famtrip ke Ngada, selain dari menyiapkan peta perjalanan 30 desa wisata di kawasan Floratama. Melalui event kali ini Ngada memiliki narasi tambahan bertema spesifik, yaitu kopi, bambu, tenun dan Ngada sendiri berpeluang dikenal dunia dari kopinya, sehingga sangat penting untuk memperkuat promosi,” jelas Shana Fatina, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) saat menghadiri Festival Wolobobo 2023.
Menurut Shana, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo saat ini, terutama paska perhelatan KTT Ke-42 ASEAN pada Mei sudah tentu berdampak pada limpahan kunjungan ke kabupaten Ngada, sehingga perlu memperkuat promosi destinasi wisata di Kabupaten Ngada dan penguatan story telling yang dapat dilakukan di titik-titik singgah pengunjung seperti di Bandara dan Pelabuhan. Dengan begitu wisatawan dapat mengetahui destinasi wisata yang ada di Ngada dan sekaligus bisa mengajak wisatawan untuk berkunjung ke Ngada.
Wolobobo Ngada Festival 2023 menghadirkan berbagai atraksi menarik yang berlokasi di 3 tempat, yaitu berlokasi di Kebun Bukit Raya Wolobobo dengan atraksi sport tourism. Lokasi kedua berada di Kampus Bambu Turetogo, dimana workshop & pameran bambu, Pasar Bambu dan Cultural Camp dilaksanakan. Lokasi ketiga bertempat di Taman Kartini dengan gelaran Workshop & Pameran Tenun, Kopi, dan Bambu, Pameran UMKM, serta Live Music serta hiburan lainnya.
“Ngada sendiri merupakan salah satu komunitas petani kopi yang cukup besar. Sekitar 3 dari 12 kecamatan di ngada merupakan penghasil kopi. Selain kopi, bambu juga merupakan potensi besar lainnya yang di tahun 2018 kurang lebih mencapai 100 ribu rumpun, dengan batang kurang lebih 30an juta batang. Dan tahun 2023 ini makin banyak bambu yang tumbuh. Lalu untuk tenun sendiri ada 3 etnis yang merupakan penghasil tenun didalamnya, yaitu dari Bajawa, Soa, dan Riung yang jika dimaksimalkan akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Ngada,” jelas Bupati Ngada, Andreas Paru dalam kesempatan tersebut.
Didukung penuh oleh Kemenparekraf, event juga melibatkan partisipasi langsung BPOLBF, komunitas-komunitas Kopi, Bambu, Tenun dan UMKM lokal setempat. [*]