Kupang, Vox NTT- Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB). Tindakan itu turut menyita perhatian publik Tanah Air.
Salah satunya Ketua Solidaritas Dunia untuk Keadilan dan Perdamaian (Solid) Papua, Gabriel de Sola. Ia mengaku sangat mendukung pernyataan Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid agar Komnas HAM di bawah pimpinan Atnike Nova Sigiro agar tidak boleh lepas tangan dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air di bumi Cendrawasih.
“Tampaknya Ketua Komnas HAM ini bukan lagi lepas tangan tapi kelakuannya mirip Pilatus mau mencuci tangan dan menyerahkan kepada pemerintah,” ujar Gabriel dalam keterangan tertulis yang diterima VoxNtt.com, Sabtu (08/07/2023).
Karena itu, ia mendesak Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro agar segera mengundurkan diri dari jabatannya dan menyerahkan kepada komisioner yang dan memiliki integritas untuk segera menjadi negosiator.
Hal ini penting membebaskan pilot Susi Air yang disandera di Bumi Cendrawasih Papua dengan melibatkan Uskup Jayapura putra asli orang asli Papua.
Jokowi Tak Diam Saja
Dalam kunjungan kerja ke Papua, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti upaya pemerintah membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB). Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam.
“Kita ini jangan dilihat diam loh ya. Kita ini sudah berupaya dengan amat sangat tetapi tidak bisa kita buka apa yang sudah kita upayakan, apa yang sudah kita kerjakan di lapangan,” kata Jokowi dalam pernyataan pers di Papua seperti dilihat di akun YouTube Setpres, Jumat (7/7/2023), sebagaimana dilansir detiknews.com.
Kendati demikian, Jokowi mengaku tak bisa mengungkapkan apa saja langkah yang telah dilakukan pemerintah. Pada intinya, kata Jokowi, pemerintah sudah berusaha keras.
“Tadi malam pun kita sudah rapat juga, nggak bisa sampaikan isinya apa dan upayanya apa tapi pemerintah sudah berusaha keras untuk menyelesaikan persoalan itu dan masih dalam proses terus, tapi tidak bisa kita buka kepada publik,” ujar Jokowi.
Di sisi lain, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebelumnya juga menanggapi permintaan uang tebusan sebesar Rp 5 miliar dari KKB pimpinan Egianus Kogoya terkait pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Yudo mengatakan permintaan tersebut dipenuhi untuk keselamatan.
“Kalau permintaannya itu kita penuhi demi keselamatan semuanya,” ujar Yudo seusai pertemuan dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, Selasa (4/7).
Yudo menyebutkan langkah pemerintah menuruti permintaan KKB bukan preseden buruk karena dilakukan sebagai upaya kemanusiaan. Terlebih, menurutnya, hal ini menyangkut keselamatan pilot Susi Air dan warga sekitar.
“Kita lebih pada kemanusiaan, kalau kemanusiaan kan nggak ada harganya, nggak bisa dihargai berapa pun apabila ini menyangkut keselamatan nyawa manusia, baik pilot maupun warga sekitar,” kata Yudo.
Yudo mengatakan saat ini pihaknya tengah menunggu kabar terkait upaya negosiasi. Namun, menurut dia, secara umum situasi di Papua terbilang kondusif.
“Untuk pilot, kita sudah percayakan pada Pj Bupati untuk melaksanakan negosiasi dan saat ini Pak Bupati dimonitor sedang ada di Wamena untuk menyiapkan pesawat. Karena memang ini kesulitan pesawat pada takut untuk menuju daerah yang ditentukan disepakati karena belum percaya tadi untuk mengangkut ataupun menegosiasikan,” tuturnya. [VoN]