Labuan Bajo, Vox NTT- Jumlah Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo mengalami peningkatan yang siginifikan.
Sesuai data yang disampaikan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) hinggah Juli 2023, jumlah pengunjung sudah mencapai 122.101 orang.
“Peningkatan cukup signifikan, bahkan di tahun 2023 jumlah kunjungan sampai Juli 2023 itu 122.101. ini peningkatan yang luar biasa dibandingkan tahun tahun sebelumnya,” ujar Kepala BTNK, Hendrikus Rani saat diwawancarai Minggu (20/08/2023).
Angka kunjungan ini sebut Hendrikus terus berpotensi mengalami kenaikan. Selain sedang memasuki musim ramai, adanya sejumlah kegiatan internasional yang sedang dan akan diselenggarakan di Labuan Bajo hinggah akhir tahun 2023 menjadi faktor akan adanya peningkatan jumlah kunjungan.
Jumlah kunjungan ini pun diharapakan mampu melampaui jumlah kunjungan di tahun 2022.
“Tahun sebelumnya 182.676 hinggah Desember 2022. Kita masih punya waktu sekitar kurang lebih 5 bulan lagi yang berpotensi mengalami peningkatan karena ada beberapa event internasional yang diselenggarakan di Labuan Bajo. Itu akan berdampak pada jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo,” sebut Hendrikus.
Adanya peningkatan jumlah kunjungan tentu harus berbanding lurus dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan disamping juga tetap memperhatikan keberlangsungan kelestarian alam dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
Di tahun 2022, BTNK pernah mengeluarkan kebijakan terkait Daya Dukung Daya Tampung Wisata (DDDTW) di Taman Nasional Komodo. Pembatasan jumlah kunjungan ini menyasar sejumlah sejumlah objek wisata yang paling banyak dikunjungi seperti Pulau Padar, Loh Liang, Pulau Rinca, Gili Lawa serta kuota kapal pada situs perairan.
Untuk Pulau Rinca maksimal kunjungan per hari sebanyak 1.000 orang., Pulau Komodo 750 orang perhari, Padar selatan 300 orang perhari, Pulau Gili Lawa darat 25 orang perhari dan pada situs wisata perairan Taka Makasar 32 kapal/ hari, Batu Bolong 8 kapal per hari, Mauwan 5 kapal per hari dan Siaba Besar 5 kapal perhari.
Hendrikus menyebutkan pembatasan jumlah kunjungan ini dilakukan menyusul adanya pandemi covid 19. Namun Pasca pandemi, ia tidak menampik jika jumlah kunjungan sudah melampaui jumlah yang diharuskan dalam kebijakan tersebut. Salah satunya adalah pada saat musim ramai, jumlah kunjungan di Pulau Padar Selatan bisa mencapai 1.000 kunjungan perhari.
“Pada tahun 2021-2022 pernah kita keluarkan SOP terkait daya dukung dan daya tampung, memang di Padar itu betul 300 orang perhari tetapi itu ada hubungannya dengan Covid 19 pada saat itu, pasca covid mungkin saja bisa dinaikan tapi tentu harus berbasiskan pada kajian ilmiah ya, kita tidak serta merta untuk menaikan atau menurunkan tetapi kita juga harus berdasarkan kajian ilmiah, berdasarkan metodologi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
“Dan faktualnya memang di Padar itu kunjungan perhari itu berkisar antara 500-1000 itu untuk peak season tapi kalau hari hari biasa kadang kadang 100-200,” tambahnya.
Dalam upaya ini kata Hendrikus, pihaknya memang belum memiliki instrumen yang tepat dalam menentukan jumlah kunjungan ideal tiap harinya.
Namun ia menegaskan pihaknya tengah melakukan sejumlah kajian dalam merumuskan jumlah ideal angka kunjungan pada sejumlah spot wisata dalam Kawasan Taman Nasional Komodo.
“Kita lagi melakukan kajian kira kira daya dukung yang pas itu berapa. Tentu kita tidak menyalahkan daya dukung yang sebelumnya karena tentu itu ada latar belakangnya kenapa ditetapkan tetapi sekrang kita akan merencanakan untuk melakukan kajian karena kita juga belum ada tools untuk mengontrol berapa sih jumlah kunjungan harian dan pengaturannya. Kita sedang membuat sebuah aplikasi supaya bisa melakukan pengontrolan terhadap jumlah kunjungan sehinggah sesuai dengan daya dukung yang sudah ditetapkan,” ucapnya.
Terkait peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan, Hendrikus berharap PT Flobamor semakin komit dalam menjalankan fungsi penguatan pengelolaan Taman Nasional Komodo sesuai dengan Perjanjian Kerjasama yang dilakukan dengan BTNK.
“Kita bergerak dari komitmen dasar yang tertuang dalam PKS. Disitu termuat jelas bahwa kehadiran Flobamor itu dalam rangka penguatan fungsi pengelolaan Taman Nasional Komodo sehinggah kewajiban kewajiban itu dalam rangka (penguatan konservasi) itu sudah pasti diarahkan untuk penguatan fungsi Taman Nasional bukan untuk melemahkan dan komitmen itu harus dijaga,” pinta Hendrikus.
Hendrikus menyebutkan dalam kerja kolaborasi bersama PT Flobamor, terdapat sejumlah kewajiban yang telah dilakukan oleh PT Flobamor yakni dalam kegiatan pengamanan dalam kawasan Taman Nasional Komodo serta perbaikan pada sejumlah sarpras yang ada.
“Yang pertama itu terlibat dalam kegiatan pengamanan taman nasional. Flobamor itu memfasilitasi sejumlah anggaran untuk kegiatan pengamanan dalam kawasan. Kemudian yang kedua kemarin kita mendapatkan informasi bahwa dermaga Pulau Padar itu mengalami kerusakan dan sudah saya instruksikan ke Flobamor untuk segera melakukan perbaikan dan direspons sekarang sedang persiapan untuk melakukan perbaikan itu,” ucapnya.
Hendrikus juga menyebutkan, berangkat dari sejumlah pengamatan di lapangan, PT Flobamor dinilai belum maksimal dalam meningkatkan kualitas Sarpras yang ada seperti pengadaan papan interprestasi, perbaikan jembatan Loh Liang yang sudah mulai roboh hinggah kepada peningkatan keterampilan para naturalist guide.
“Kayak pemanduan, keterampilan dari naturalist guide harus ditingkat, harus selektif termasuk pelanggaran pelanggaran oleh naturalist guide yang sempat beredar di media sosial itu juga harus diintervensi oleh manajemen Flobamor jangan dibiarkan begitu, mungkin dalam waktu dekat juga saya akan mengeluarkan surat peringatan terkait penyimpangan penyimpangan yang terjadi di dua lokasi itu,” jelasnya
Hendrikus berharap PT Flobamor segera melaksanakan setiap kewajiban yang harus dipenuhi dan tidak hanya mementingkan sisi pendapatan saja.
“Sudah tentu Kita harapkan ada peningkatan kualitas pelayanan, tidak hanya berorientasi pada revenue tapi kualitas pelayanan juga harus menjadi perhatian,” tutupnya.
Penulis: Sello Jome