Ruteng, Vox NTT- Angka penderita HIV/AIDS di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup memprihatinkan. Kendati sempat menurun sepanjang tahun 2023, jumlah kasus HIV/AIDS di Manggarai seluruhnya ternyata mencapai angka ratusan.
Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Gabriel Amir mengungkapkan, jumlah awal penderita yang terinfeksi HIV/AIDS sesuai data yang diperoleh dinas kesehatan sebanyak 524 orang. Data tersebut diukur sejak tahun 2011 hingga Agustus 2023.
Namun setelah dicek dan dikaji kembali dalam aplikasi, kata Gabriel, dari 524 kasus penderita itu hanya 383 yang terdeteksi. Itupun tidak semua berasal dari Manggarai, ada dari Manggarai Timur dan Manggarai Barat yang datang tinggal di Manggarai.
“Jadi angka 383 ini tidak hanya orang Manggarai saja. Tetapi ada dari kabupaten lain yang terinfeksi tinggal di Manggarai. Contohnya Manggarai Barat 61 orang, Manggarai Timur 66 orang dan yang transit ada 7 orang,” ungkap Gabriel di ruangan kerjanya, Kamis (21/9/2023).
Lebih lanjut mantan Kepala Sub Bagian Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Manggarai itu menyebut, dari jumlah 383 itu yang diketahui oleh Dinas Kesehatan hanya 190 orang. Artinya, 190 orang itu masih ada dan masih hidup.
Sedangkan identitas 153 lainnya belum ditemukan karena orang atau penderitanya tidak datang ambil obat di Rumah Sakit.
“Saya ulang lagi yah. Jadi total seluruhnya 383. Yang berhasil ditemukan 190 sedangkan yang lain kami tidak tahu. Tidak tahunya karena tidak datang ambil obat dan tidak tahu rimbanya di mana,” ujar Gabriel.
Meski demikian, pihaknya tetap memberi obat Antiretroviral atau yang disebut ARV kepada 190 penderita itu untuk mengurangi jumlah penularan HIV/AID di Manggarai.
Saat ini, sambung Gabriel, dari total 190 orang yang ditemukan itu ada 175 yang sudah diberikan bantuan obat ARV. Namun yang rutin minum hanya 156 orang, termasuk di dalamnya ada Manggarai 125 orang, Manggarai Timur 17 orang dan Manggarai Barat 14 orang.
Dari total 156 orang yang rutin minum obat, ada 99 orang yang sudah dilakukan pemeriksaan viralot. Artinya, sudah 63 persen yang sampel darahnya diambil.
“156 orang itu berhak kita lakukan viralot karena mereka rutin minum obat dan saat ini sudah ada 99 orang yang sudah ditindaklanjuti,” sebut Gabriel sembari bilang data ini belum dilaporkan ke Bupati dan Wabup selaku ketua harian penanggulangan HIV/AIDS.
“Kalau rutin minum obat selama 6 bulan maka wajib hukum kita akan ambil sampel darah di kupang dengan tujuan untuk mendeteksi virus HIV yang ada dalam darah apakah sudah lemah atau masih berkembang biak,” tambah Gabriel.
Putra asli Kecamatan Reok Barat itu juga menjelaskan, ketersediaan ARV sangat membantu mengurangi penularan HIV AIDS di Kabupaten Manggarai. Kendati tidak bisa membunuh virus, ketersediaan obat itu ternyata dapat membantu melemahkan virus HIV di dalam darah manusia dan itu sudah terbukti.
“Memang tidak membunuh atau menghilangkan, tetapi terbukti kerja ARV bisa melemahkan virus,” kata Gabriel.
Manfaat obat ARV itu, katanya lagi, sudah terbukti di Manggarai. Baru-baru ini pihaknya mendapat pembuktian pada A dan B dimana penderita B terserang HIV tetapi A aman-aman saja kendati keduanya kerap melakukan hubungan. Berarti virus HIV yang ada pada B sudah melemah dan tidak tertular ke A.
“Pembuktian itu ada dan obat ARV yang dikonsumsi B terbantu kurangi virus untuk tidak menular ke A,” ungkap Gabriel tanpa menyebut nama penderita dengan alasan etika.
Sementara untuk data terakhir tahun 2023, jumlah kasus HIV/AIDS menurun. Ia berharap keadaan ini tetap terjaga dengan baik agar bisa berangsur hilang.
Sebelumya, KPAD Manggarai mencatat kasus HIV AIDS di wilayah itu cenderung menurun selama 6 bulan terakhir. Hingga Juni 2023 hanya ada 28 kasus HIV AIDS yang menyerang warga Manggarai.
Sekretaris KPAD Kabupaten Manggarai, Kosmas Takung mengatakan kasus HIV AIDS di wilayah ini dari tahun ke tahun memang cenderung meningkat. Tetapi untuk 6 bulan terakhir di tahun 2023 pihaknya hanya menemukan 28 kasus dari hasil pemeriksaan sukarela.
“Kalau sesuai data berdasarkan hasil pemeriksaan sukarela puji tuhan 6 bulan terakhir menurun, hanya ada 28 kasus,” kata Kosmas diwawancarai VoxNtt.com, Selasa (12/9/2023) lalu.
Kosmas merincikan, dari 28 kasus itu ada 17 orang yang mengidap virus HIV. Sedangkan 11 orang sudah terserang AIDS.
Jadi perbedaannya, kata Kosmas, 17 orang itu masih terkategori terserang virusnya, yakni HIV, sementara 11 lainnya sudah positif mengidap penyakit AIDS.
“Kami sengaja pilahkan datanya supaya semua bisa paham. Jadi HIV itu virus, sedangkan AIDS penyakit. Jadi kalau yang ditanya HIV berarti 17 orang dan kalau yang ditanya AIDS berarti 11 orang. Jumlah HIV AIDS untuk seluruhnya ada 28 kasus,” jelas Kosmas.
Ia menambahkan, kasus HIV AIDS ini nyaris terjadi di semua kecamatan dan menyerang tanpa memandang profesi, seperti IRT, perantau, buruh migran, sopir, petani, mahasiswa dan swasta.
Penyebab kasus tersebut, kata dia, lebih dominan karena berhubungan seks dengan cara gonta ganti pasangan dan gonta ganti jarum tato, khususnya laki-laki. Karena itu, pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk datang memeriksa diri di Rumah Sakit.
“Memang penyebabnya lebih dominan dari dua hal itu. Tugas kita mendorong, karena bukan tidak mungkin kita juga pasti kena, apalagi yang sering berhubungan seks gonta ganti pasangan. Oleh karena itu mari datang periksa diri di Rumah Sakit secara sukarela,” ujar Kosmas.
Kontributor: Berto Davids