Labuan Bajo, Vox NTT- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Kole Project dan sejumlah komunitas lingkungan menggelar aksi bersih sampah dan tour edukasi pengelolaan sampah di Labuan Bajo, Kamis (21/9/2023). Kegiatan ini dengan mengusung tema “Labuan Bajo Lestari, Wonderful Indonesia”.
Kegiatan diisi dengan rangkaian acara mulai dari aksi bersih pantai yang dilaksanakan di Pantai Gorontalo, workshop pembuatan produk daur ulang bagi siswa sekolah dasar di SDN Gorontalo, tour daur ulang sampah dengan rute TPA Warloka – Rumah Plastik Kole – UPS Gorontalo, kemudian acara ditutup dengan sesi diskusi lintas komunitas bersama Kemenparekraf.
Dalam pelaksanaannya, acara yang digelar dalam rangka memperingati World Clean Up Day pada 16 September 2023 dan menyongsong Hari Pariwisata Internasional pada 23 September 2023 ini, melibatkan berbagai pihak mulai dari lintas komunitas lingkungan Labuan Bajo seperti Kole Project, Trash Hero, Yayasan Bintari, Komodo Water, juga perwakilan asosiasi seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), IHGMI, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Mabar, perwakilan dari Politeknik eL Bajo Commodus, perwakilan dari sekolah-sekolah, serta masyarakat sekitar.
Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua dalam sambutannya saat membuka kegiatan mengaku antusias atas semangat para peserta yang hadir dalam kegiatan.
“Terima kasih atas semangat dari bapak ibu, teman-teman semua, dan adik-adik dari sekolah yang turut berpartisipasi dalam kegiatan hari ini. Kegiatan hari ini adalah sebuah langkah awal dalam komitmen kita bersama untuk menjaga kelestarian aset pariwisata yang Labuan Bajo miliki,” ungkap Indra.
Indra menambahkan, pihaknya siap berkolaborasi dalam upaya mewujudkan destinasi super prioritas Labuan Bajo yang berkelanjutan.
“Labuan Bajo adalah destinasi yang kaya akan potensi baharinya, maka dari itu harus kita jaga lautnya. Kalau pantai kita bersih, tentunya akan menambah keindahan, selain itu juga tentunya kita akan mendapatkan ikan yang sehat. Untuk itu, mari kita wujudkan Labuan Bajo yang lestari!” tutupnya.
Sementara itu, Putra Hawan, Founder Kole Project sekaligus koordinator acara menjelaskan, pihaknya sebagai usaha yang bergerak di bidang daur ulang merasa perlu melibatkan semakin banyak pihak agar paham mengenai alur pengelolaan dan penanganan sampah di Labuan Bajo.
“Kami ingin acaranya tidak cuma selesai di bersih-bersih pantai saja, makanya kami mengajak para peserta untuk melihat langsung alur pengelolaannya seperti apa, sampah yang kita hasilkan akan dibawa ke mana, supaya kita bisa melihat langsung sudah seperti apa kondisi persampahan di Labuan Bajo, dan pengelolaanya. Mulai dari TPA kita akan melihat proses akhir dari penanganan sampah di Labuan Bajo, lalu ke rumah plastik Kole kita melihat bahwa sampah masih bisa bernilai ekonomis dan didaur ulang, lalu kita ke UPS Gorontalo untuk melihat inovasi lain dalam penanganan sampah yakni mengubah sampah menjadi bahan bakar, selain itu juga ada workshop daur ulang, jadi kita melatih anak-anak sekolah dasar untuk mengolah sampah menjadi produk yang bernilai,” terang Putra.
Putra menambahkan, masalah persampahan sudah seharusnya menjadi konsentrasi semua orang. Karena semua orang adalah penghasil sampah.
“Solusi sederhana yang bisa kita mulai adalah dengan mulai memilah sampah yang kita hasilkan dari rumah, kalau butuh penjemputan untuk sampah daur ulang, kami dari Kole Project siap berkolaborasi. Mari berkolaborasi, mari tumbuh bersama!” tutup Putra.
Dari total 110 peserta yang hadir dalam aksi bersih sampah di Pantai Gorontalo, total terkumpul sebesar 199 kg sampah yang terbagi dalam 122 kg sampah residu dan 77 kg sampah daur ulang yang nantinya akan didaur ulang oleh Kole Project. [VoN]