Betun, Vox NTT- Swasembada pangan merupakan salah satu program unggulan Bupati Simon Nahak dan Wakil Bupati Kim Taolin di Kabupaten Malaka.
Hal ini wajar, mengingat potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Malaka sangat besar dan memungkinkan masyarakatnya mandiri secara pangan.
Kabupaten Malaka sendiri adalah daerah dengan lahan pertanian terbesar di daratan Timor. Pertanian sawah menjadi sumber daya unggulan dari Kabupaten pemekaran Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Luas lahan sawah sekitar 2.500 hektare tersebar di enam dari 12 kecamatan yang ada.
Potensi inilah yang mendorong Simon Nahak dan Kim Taolin menjadikan Swasembada pangan sebagai program unggulan mereka.
Meski demikian, program Swasembada pangan milik Simon Nahak dan Kim Taolin hingga kini memantik banyak kritikan, salah satunya datang dari politisi senior Partai Demokrat Malaka, Emanuel Wempy.
Anggota DPRD tiga periode asal Nurobo ini mengatakan, Kabupaten Malaka tidak mengalami Swasembada pangan seperti yang digaungkan Bupati Simon Nahak dan Wabup Kim Taolin.
“Saya tidak setuju dengan Swasembada pangan di Malaka. Kita sementara impor beras dari Jawa dan Sulawesi setiap tahun. Lalu di mana Swasembada pangan itu?” tukas Wempy saat dihubungi awak media, Sabtu (30/09/2023).
Wempy pun menilai program Swasembada pangan Bupati Simon Nahak dan Wabup Kim Taolin gagal total.
“Gagal (Swasembada pangan), karena kami di Dapil lll gagal panen terus. Petani di sini tanpa pendampingan yang baik,” tandasnya.
Menurut politisi senior Belu dan Malaka ini, rakyat Malaka sedang susah, terutama di Dapil lll Malaka yang meliputi Kecamatan Laenmanen, Malaka Timur, Io Kufeu dan Botin Leobele.
“Harapan agar pemerintah memperhatikan masyarakat di Dapil lll. Ini tahun gagal panen, sekarang rakyat sudah mengeluh kelaparan tindakan pemerintah seperti apa?” ujar Wempy.
Diketahui, program Swasembada pangan ala Bupati Simon Nahak dan Wabup Kim Taolin menghasilkan brand Beras Nona Malaka dan Fore Lakateu (Kacang Hijau).
Walau demikian, namun kehadiran Beras Nona Malaka belum menjawab kelangkaan beras.
Sekadar informasi, Swasembada pangan adalah istilah yang barang kali sudah tidak asing lagi.
Swasembada pangan adalah kemampuan sebuah negara dalam mengadakan sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Swasembada adalah usaha mencukupi kebutuhan sendiri.
Sedangkan dalam arti luas, Swasembada pangan adalah capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan wilayah nasional.
Dalam konteks daerah, Swasembada pangan adalah capaian pemerintahan daerah dalam meningkatkan ketersediaan pangan secara mandiri di wilayah tersebut.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi