Betun, Vox NTT- Pemkab Malaka dalam waktu dekat akan mengadakan pasar murah. Kegiatan yang bekerja sama dengan Perum Bulog Atambua tersebut berlangsung di Lapangan Umum Betun pada 6 – 7 Oktober 2023.
Sesuai surat yang beredar di media sosial, Pemkab Malaka mengadakan pasar murah beras Bulog bertujuan untuk mengurangi dampak dari kelangkaan beras di Malaka. Kondisi ini dilaporkan sebagai penyebab harga beras naik beberapa bulan belakangan ini.
Adapun beras bulog tersebut dipatok dengan harga Rp11.500,00 per kilogram. Harga ini terbilang murah apabila dibandingkan dengan harga beras di Malaka yang kini mencapai Rp15.000,00 per kilogram.
Namun, giat pasar murah Pemkab Malaka bekerja sama dengan Bulog ini mendapat kritikan dari anggota DPRD Malaka dari Dapil lll, Emanuel Wempy.
Menurut politisi Demokrat itu, Pemkab Malaka harusnya mengadakan pasar murah di setiap kecamatan, terutama di masyarakat Dapil lll sebab jauh dari kota. Di sana juga harga beras terbilang mahal.
“Pasar murah jangan di Kota Betun saja bila perlu di seluruh kecamatan,” ujar Emanuel Wempy yang akrab disapa “Bos Asen” oleh masyarakat Dapil lll Malaka, Senin (02/09/2023).
Alasan paling mendasar adalah soal harga beras naik dan jarak tempuh dari Dapil lll ke Kota Betun sangat jauh.
“Kami dari Foto sini tidak mungkin beli beras satu kilogram sampai di Betun, karena transportasi mahal. Apalagi masyarakat di Dapil lll ini sangat membutuhkan beras untuk makan,” ungkap Emanuel Wempy yang sudah menjabat 3 periode sebagai anggota dewan.
Tidak sekadar membual tanpa dasar yang kuat. Emanuel Wempy juga menceritakan pengalaman hidupnya berdampingan dengan masyarakat di Dapil lll Malaka.
“Tadi pagi beberapa keluarga datang mengeluh ke saya bahwa mereka tadi malam tidak makan karena makanan habis. Saya bantu mereka 10 kilogram beras untuk makan. Saya keliling di desa-desa banyak yang mengeluh stok makanan menipis,” kisah Emanuel Wempy.
“Jadi pemerintah tolong perhatikan masyarakat Dapil lll untuk urusan pangan. Kami sudah gagal panen dan stok makanan menipis,” pinta Emanuel Wempy.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi