Ruteng, Vox NTT- PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) melalui program kredit Pemilikan Rumah (KPR) One House One Tree mendukung upaya pelestarian bambu dan tanaman agroforest di area seluas 44 hektare yang dilakukan Yayasan KEHATI bekerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis, dan masyarakat di Manggarai, Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ketiga lembaga ini kemudian menanam 4.400 anak pohon bambu di Desa Rana Kolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) pada Jumat (6/10/2023).
Community Development Head Susy Hermanses dari CIMB Niaga kepada wartawan mengatakan, pihaknya mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian dan pemanfaatan bambu.
Diketahui, Program One House One Tree merupakan inisiatif terbaru KPR CIMB Niaga yang memberikan kesempatan kepada setiap nasabah KPR CIMB Niaga untuk turut berkontribusi dalam gerakan penanaman 1 pohon untuk berkelanjutan bumi.
Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, antara lain menjaga tutupan hutan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim memberi nilai tambah keanekaragaman hayati Indonesia, serta sumber ekonomi berkualitas untuk masyarakat petani di sekitar kawasan hutan.
“Untuk mendukung upaya pelestarian bambu, sejak 2012 kami telah bekerja sama dengan Yayasan Kehati dalam menginisiasi program konservasi bambu di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Manggarai Timur di Desa Rana Kolong,” ujar Susy.
Ia mengatakan, keberadaan bambu kini perlu upaya pelestarian karena faktor eksploitasi tanpa adanya budidaya serta berkurangnya habitat bambu akibat alih fungsi lahan.
Ia menjelaskan, pihaknya memilih bambu terkait manfaat yang besar baik secara ekologis bagi lingkungan maupun ekonomis bagi masyarakat sekitar.
“Dari sisi ekologi, bambu memiliki keunggulan dan dampak positif untuk meningkatkan kualitas penyerapan air, menjadi penyerap karbon (C02) dan memproduksi oksigen (O2), sehingga dapat menjadi solusi dalam upaya mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim,” imbuhnya.
Selain itu, menurutnya, bambu juga mudah ditanam dan memiliki pertumbuhan yang cepat serta tidak membutuhkan perawatan yang khusus.
Ia juga mengharapkan kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat Desa Rana Kolong, dan bisa membangkitkan ekonomi lokal.
“Dengan penanaman bambu ini kita bisa mitigasi iklim supaya iklim di sini tetap lestari sekaligus juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat,” pungkasnya.
“Ke depannya itu bisa melestarikan lingkungan, mitigasi iklim. Jadi mulai dari sekarang untuk masa depan apa yang kita lakukan sekarang itu pasti bermanfaat untuk masa depan kita,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, manajer Program Ekosistem Pertanian yayasan KEHATI Puji Sumedi Hangarawati, menjelaskan yayasan KEHATI mengupayakan rehabilitasi hutan dan lahan kritis melalui restorasi penanaman bambu di Desa Rana Kolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
“Bambu dapat menjadi solusi untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Manggarai Timur,” kata Puji.
Puji juga mengatakan bambu dapat menjadi tanaman rehabilitasi yang dapat mengembalikan fungsi lahan sebagai penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro, dan penyerap karbon.
Selain itu, lanjut dia, upaya rehabilitasi dengan penanaman bambu menjadi penting karena berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (Dirjen PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI tahun 2018 menunjukkan luas lahan kritis di Indonesia tercatat seluas 14,01 juta hektare
“Kabupaten Manggarai Timur didominasi oleh kawasan lahan kering dengan luas lahan kritis mencapai 6.509,25 hektare (7,23 persen) membuat wilayah tersebut memerlukan program konservasi untuk menambah luasan vegetasi hutan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan berbekal Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), pihaknya akan melakukan penanaman bambu di wilayah tersebut seluas 44 hektare.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan optimalisasi penutupan lahan melalui penanaman keras multi manfaat lain seperti kopi dan cengkeh di kawasan hutan kemasyarakatan.
Selain untuk pengayaan ekosistem hutan, pola agroforestri yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan sumber pangan dan pendapatan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Suka Maju Albert Agung menyampaikan limpah terima kasih kepada Bank CIMB Niaga, Yayasan KEHATI karena sudah mau mendampingi dalam proses penanaman Bambu.
“Hari ini kami sangat bangga karena kami dikunjungi langsung oleh orang dari Jakarta yang dalam hal ini dari Bank CIMB Niaga dan Yayasan KEHATI,” kata Albert.
Ia juga berharap agar ke depannya Kelompok Tani Suka Maju mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah maupun dari lembaga lainnya. [VoN]