Oleh: Yasinta Ernil
Mahasiswi Semester III STIPAS St. Sirilus Ruteng
Identitas merujuk pada serangkaian karakteristik atau ciri yang menggambarkan siapa seseorang atau apa yang membuat suatu kelompok atau individu berbeda dari yang lain.
Identitas bisa melibatkan aspek-aspek seperti jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, budaya, orientasi seksual, kepribadian, nilai-nilai, dan banyak hal lainnya.
Identitas adalah konsep yang kompleks dan subjektif, dan sering kali melibatkan cara individu merasa tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain.
Ini juga dapat berubah seiring waktu dan dapat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, budaya, dan konteks sosial.
Identitas dapat menjadi dasar untuk pembentukan kelompok sosial dan dapat memiliki dampak signifikan dalam hal persepsi diri, interaksi sosial, dan pengambilan keputusan individu.
Faktor-faktor yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas politik individu dan kelompok dalam beberapa cara.
Pertama, pengaruh budaya. Budaya, termasuk bahasa, tradisi, makanan, dan seni, dapat membentuk identitas politik individu dan kelompok.
Budaya memainkan peran dalam menentukan cara seseorang melihat diri mereka sendiri dalam konteks budaya mereka, dan bisa menjadi dasar untuk persatuan dan identifikasi politik.
Misalnya, budaya etnis dapat memainkan peran dalam membentuk identitas politik kelompok minoritas.
Kedua, sejarah dan memori kolektif. Sejarah nasional atau kelompok dapat memainkan peran penting dalam membentuk identitas politik.
Pengalaman sejarah yang berdampak seperti perjuangan untuk kemerdekaan atau pengalaman trauma sejarah dapat menjadi sumber kebanggaan atau kesolidan politik.
Ketiga, agama. Agama sering kali memainkan peran dalam membentuk nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari pandangan politik seseorang.
Nilai-nilai moral yang bersumber dari agama dapat mempengaruhi sikap terhadap isu-isu politik seperti etika, hak asasi manusia, dan tindakan pemerintah.
Keempat, nilai-nilai dan keyakinan. Nilai-nilai dan keyakinan pribadi juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas politik individu.
Nilai-nilai seperti kebebasan, keadilan, keadilan seni rupa, Lukisan, patung, dan karya seni visual lainnya sering kali digunakan untuk merepresentasikan isu-isu politik atau sejarah tertentu.
Misalnya, karya seni seperti “Guernica” karya Pablo Picasso mencerminkan kekejaman perang Sipil Spanyol dan menggambarkan solidaritas dengan para korban.
Seni sering digunakan sebagai pencerminan identitas politik dalam berbagai cara. Sebagai contoh; yang pertama lukisan politik, lukisan seniman sering mencerminkan pandangan politik mereka.
Misalnya, lukisan-lukisan Pablo Picasso yang mengambarkan kritik terhadap peran dan ketidakadilan sosial.
Yang kedua karya sastra penulis sering menggunakan karya sastra mereka untuk menyuarahkan pandangan politik dan identitas mereka.
Georgo Orwell dengan karyanya “1984” adalah contoh yang baik dalam hal ini.
Yang ketiga seni rupa dan patung: karya seni rupa dan patung juga dapat mencerminan identitas politik.
Patung-patung seperti “tongkat merdeka” oleh Affandi di Indonesia mencerminkan semangat nasionlisme.
Semua bentuk seni ini dapat menjadi sasaran untuk menyampaikan pesan politik dan mencerminkan identitas politik individu atau kelompok seniman.
Seni memilki berbagaia cara untuk menyampaiakan pesan politik. Berikut beberapa cara seni yang dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan politik.
Melalui lukisan dan gambar. Seniman dapat mengungkapkan pandangan politik mereka melalui lukisan, ilustrasi, atau gambar yang mencerminakan isu-isu politkatau sosial.
Gambar sering kali memilki daya tarik visual yang kuat dan dapat menyampaikan pesan dengan efektif.
Seni memungkinakan untuk menyampaiakan pesan politik dengan cara yang mempengaruhi emosi, merangsang pemikiran, dan meresapi audiens secara mendalam.
Ini adalah alat yang efektif untuk menggerakan perasaan dan mendukung perubahan sosal dan politik.
Seni dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan atau mengubah identitas politik dalam beberapa cara.
Yang pertama mempertahankan identitas politik, melestarikan sejarah dan budaya, seni tradisional, seperti tarian atau lukisan etnik, adapat membantu mempertahankan identitas budaya dan politik suatu kelompok.
Memperkuat nilai-nilai dan simbol-simbol politik. Seni dapat digunakan untuk memperkuat nilai-nilai politik tertentu dan simbol-simbol yang mewakili identitas politik yang ingin dipetahankan.
Ada banyak contoh sejarah dan kontemporer yang menunjukkan peran seni dan budaya dalam menentukan identitas politk.
Beberapa contoh termasuk seni dalam kemerdekaan bangsa lukisan “Guernica” karya Pablo Picasso yang mengambarkan horor perang Sipil Spanyol. Hal ini memberikan suara kepada perjuangan politik dan melibatkan seni sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan politik.
Seni digital dan sosial media. Konten seni digital dan pengaruh media sosial saat ini memilki peran penting dalam membentuk identitas politik dan menyampaikan pesan politik kepada audiens yang lebih luas.
Ini adalah contoh bagaimana seni dan budaya dapat mempengaruhi identitas politik dalam berbagai konteks sejarah dan kontemporer. Seni memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan, mempertahankan identitas, dan mempengaruhi politik.
Penggunaan seni dan budaya sebagai alat politik dapat menghadapi sejumlah tantangan kontroversial, termasuk manipulasi.
Pemerintah atau entitas polItik dapat mencoba manipulasi seni dan budaya untuk menyampaikan pesan yang mendukung agenda mereka.
Bahkan jika itu tidak sesuai dengan tujuan asli seniman atau budayawan. Hal ini bisa merusak integritas seni dan budaya.
Ini menunjukan kompleksitas penggunaan seni dan budaya sebagai alat politik, dan menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab dalam konteks politik.
Harapan masa depan dari peran seni dan budaya dalam membentuk identitas politik adalah menginspirasi perubahan sosila politik.
Seni dan budaya sering kali merupakan sarana untuk menginspirasi perubahan sosial positif. Mereka dapat menjadi sumber motivasi bagi individu dan kelompok untuk berpartisipasi dalam perubahan politik yang lebih baik.
Harapan ini memandang seni dan budaya sebagai alat yang kuat dalam membentuk identitas poitik yang positif.
Namun untuk mencapai tujuan ini, perlu ada dukungan seniman, budayawan, dan kebebasan berekspresi dalam masyarakat dan sitem politik.