Ruteng, Vox NTT- Pengamat politik sekaligus dosen asal Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, meminta agar rakyat tidak hanya menjadi suporter politik dalam Pemilu.
Namun rakyat menurut Atang, merupakan tulang punggung dari Pemilu yang demokratis.
Jika meletakan sebagai suporter politik semata, maka tentu saja rakyat akan menjadi penonton dalam proses demokrasi.
“Suka atau tidak suka juga bahwa pemilih kita itu bagian dari proses seleksi kepemimpinan nasional,” ujar Atang saat membawakan materi dalam kegiatan seminar nasional dalam rangka pembukaan Konferensi Studi Regional Regio Flores PMKRI St. Thomas Aquinas di Aula Misio Kampus Unika Ruteng, Sabtu (04/11/2023).
Ia menambahkan, Pemilu adalah sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk membentuk pemerintahan perwakilan.
“Tidak ada demokrasi tanpa Pemilu dan tidak ada Pemilu tanpa partai politik,” katanya.
Atang menegaskan, Pemilu sesungguhnya merupakan proses menyeleksi pemimpin bangsa dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Sebab itu, dalam hajatan besar tersebut rakyat memiliki kedaulatan tertinggi.
“Sehingga di dalam demokrasi kita itu rakyat punya hak politik, yaitu hak memilih dan dipilih,” jelas Atang.
Dalam pemaparannya pula, Atang menyentil tentang kondisi ketidakpuasan rakyat terhadap kiprah partai politik. Meski begitu, lanjut dia, suka atau tidak suka partai politik sudah menjadi bagian dari demokrasi.
“Indonesia sebagai negara menganut asas perwakilan, maka pemilu untuk Indonesia sangat penting. Karena melalui pemilu wakil rakyat itu dipilih,” kata Atang.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal PP PMKRI Cristian A.D. Rettob mengatakan, saat ini rakyat Indonesia sedang menghadapi momentum konstalasi politik Pemilu 2024.
“Pemilu 2024 sebagai salah bentuk refleksi kita sebagai anak muda untuk mengkritisi terkait kesejahteraan sosial, maupun terkait kemiskinan,” katanya.
Sebagai kaum muda yang juga merupakan representasi rakyat menurut Cristian, harus mengawasi secara bersama terhadap proses Pemilu 2024. Berharap Pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan aman.
Penulis: Ardy Abba