Ruteng, Vox NTT- Segenap calon guru penggerak (CGP) angkatan 8 di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan kegiatan lokakarya ke tujuh dengan tema “Panen Hasil Belajar” di Aula Dinas PPO Manggarai, Sabtu (02/12/2023).
Kegiatan didahului dengan ritual adat Manggarai berupa ‘tuak curu’ dan pengalungan topi dan selendang khas Manggarai kepada Wabup Heribertus Ngabut, Kadis PPO Fransiskus Gero dan salah satu satu staf Balai Guru Penggerak (BGP) NTT Marsalina Nale dan diikuti dengan ritual ‘manuk kapu’.
Setelah prosesi ritual, kegiatan dilanjutkan dengan beberapa testimoni seperti dari Wabup Manggarai Heribertus Ngabut dan salah satu staf BGP NTT, Marsalina Nale.
Dalam sambutannya, Marsalina Nale menyampaikan, program pendidikan guru penggerak merupakan program unggulan atau program prioritas Kemdikbudristek dengan tujuan untuk menyiapkan pemimpin pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid.
Tidak hanya itu, tujuan lain dari lahirnya program Guru Penggerak tersebut menurut Marsalina, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dan mewujudkan merdeka belajar.
“Program ini diikuti oleh seluruh guru baik ASN maupun non ASN, dari sekolah negeri maupun sekolah swasta, pada satuan pendidikan formal di semua jenjang. Tentunya dengan seleksi yang sangat ketat untuk sampai ke pendidikan guru penggerak ini,” ujar Marsalina.
Lebih lanjut, CGP tersebut menurutnya telah mengikuti pendidikan selama 6 bulan dengan pola hybrid (daring dan luring). Dan untuk daringnya melalui learning management system atau LMS dengan didampingi oleh fasilitator, lalu pengajar praktik pada saat pendampingan individu dan lokakarya serta instruktur pada saat elaborasi pemahaman.
“Dalam pendidikan selama 6 bulan para CGP banyak belajar terkait alur merdeka, mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan Aksi nyata,” jelasnya.
Marsalina juga menyampaikan, CGP dibekali dengan materi pembelajaran dengan sistem “On the job learning“, yakni sistem memberi ruang bagi para guru untuk tetap menjalankan perannya disekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang-ruang pelatihan ke dalam ruang kelas.
Mengingat program ini mempunyai sejumlah manfaat positif, ia mengharapkan agar para kepala sekolah dan para pengawas terus mendorong para guru untuk mengikuti program PGP ini supaya ada perubahan pembelajaran di lingkungan sekolah masing-masing.
Sejalan dengan Marsalina, Wabup Heribertus Ngabut dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap program guru penggerak di wilayah tersebut.
“Setelah mencermati aktivitas dan hasil aksi nyata pada kegiatan lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Calon Guru Penggerak, saya yakin bahwa program guru penggerak mampu menciptakan pemimpin pembelajaran yang dapat mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid,” ujar Wabup Ngabut.
Ia juga menyampaikan, pihaknya menyambut baik kebijakan bahwa guru penggerak kedepan diberikan ruang dan prioritas untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah sehingga pemimpin-pemimpin sekolah generasi berikutnya adalah pemimpin yang benar-benar berkualitas karena telah melewati pendidikan guru penggerak.
“Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai siap mengangkat guru penggerak yang telah memenuhi syarat dan sesuai regulasi untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah dan bertekad untuk semakin memperkuat komitmen terhadap program guru penggerak sebagai bentuk dukungan dari transformasi pendidikan di Manggarai,” tutupnya.
Terpisah, Mario Kurniawan Toro, Koordinator Guru Penggerak Kabupaten Manggarai menyampaikan, kegiatan lokakarya bertajuk ‘Panen Hasil Karya’ merupakan lokakarya ke tujuh dan merupakan puncak dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dimana program guru penggerak ini setiap bulannya akan dilaksanakan lokakarya.
Yang ditonjolkan dari program guru penggerak ini adalah bagaimana menciptakan guru-guru profesional yakni guru-guru akan menjadi pemimpin pembelajaran, pemimpin bagi guru-guru yang ada di sekolah.
Ia juga menyampaikan, pada lokakarya sebelumnya tidak ada pameran seperti sekarang tetapi hanya lebih kepada praktik-praktik ringan tentang ilmu-ilmu yang mereka sudah pelajari setiap bulannya.
“Panen lokakarya itu hanya dilakukan hari ini saja.
Ketika saya melihat apa yang sudah mereka tampilkan hari ini merupakan aksi yang nyata dari CGP di sekolahnya masing-masing. Sangat luar biasa, ada banyak hal positif yang sebelumnya kita tidak ketahui tapi sekarang kita melihat ada inovasi baru dari guru penggerak yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh sekolah-sekolah lain atau oleh pemerintah untuk dikembangkan,” ujar Kepala Sekolah SMPN Satap Rangkang Kalo Kecamatan Rahong Utara itu di sela-sela kunjungan stan.
Anastasia Safitri Wolos, Koordinator Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Manggarai pada saat yang sama menyampaikan harannya agar kolaborasi dan kebersamaan serta kreativitas yang ada tidak boleh berakhir hanya sampai pada program guru penggerak ini saja tetapi terus berlangsung dan berdampak untuk pendidikan di sekolah masing-masing dan Manggarai yang lebih luas.
“Kami mempersiapkan ini kurang lebih dalam satu bulan terakhir untuk stand pameran dan mempertunjukkan hasil karya. Dan hasil karya ini bukan baru disiapkan hari ini tetapi sudah disiapkan sejak lama selama 6 bulan proses pendidikan grup gerak,” ujar guru SDI Leda tersebut.
“Dan untuk semua yang hadir pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi dan harapan saya semoga guru penggerak ke depannya tetap tergerak, bergerak dan menggerakkan di sekolah dan kecamatan masing-masing,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur