Kota Kupang, Vox NTT- Pemuda Katolik Komisariat Daerah Nusa Tenggara Timur memberikan apresiasi dan mendukung penuh atas langkah cepat dan tegas yang diambil oleh Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma terhadap organisasi masyarakat (ormas) Garuda dan Garda Flobamora.
Ormas tersebut sebelumnya diduga melakukan tindakan premanisme dan kekerasan terhadap kelompok aksi mahasiswa Papua.
Sekretaris Pemuda Katolik NTT Yuvensius Tukung mengatakan, langkah cepat dan tegas yang diambil Kapolda NTT sangat urgen dan dibutuhkan guna mempercepat pengendalian situasi yang berkembang saat ini agar tetap damai, aman, serta kondusif.
Menurut dia, Indonesia menganut sistem demokrasi. Pun kebebasan berpendapat dilindungi Undang-undang.
Jika ada hal yang bersifat melanggar konstitusi dan lainnya, maka hal itu menjadi domain aparat penegak hukum sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang.
“Tidak boleh ada orang atau kelompok yang mencoba untuk main hakim sendiri dan seakan menggatikan peran, tugas dan wewenang dari aparat penegak hukum,” ujar Anggota DPRD Kota Kupang itu, Senin (04/12/2023).
Yuvensius menyayangkan aksi kekerasan itu terjadi di NTT. Padahal selama ini NTT dikenal cukup toleran.
Aksi Ormas Garuda dan Garda Flobamora menurut dia, tidak mencerminkan citra NTT sebagai Nusa Toleransi.
Sebab itu, ia meminta agar Kapolda NTT segera menepati janjinya untuk menindak Ormas Garuda dan Garda Flobamora.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah perlu mengevaluasi eksitensi dan keberadaan dari Ormas Garuda dan Garda Flobamora.
“Kita juga berharap masyarakat tetap tenang dan jangan mengambil langkah dan tindakan gegabah apapun dalam menyikapi persoalan ini,” ujarnya.
Sebagai anak satu bangsa, kata dia, tentu saja semua orang adalah bersaudara, saling menghormati dan menghargai.
Semua pihak perlu menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Berharap dengan persoalan ini juga menjadi permenungan untuk semua pihak bahwa setiap tindakan apapun mesti perlu dipikir secara matang dan bijak.
Perlu juga mempertimbangkan secara baik akan dampaknya secara luas.
Yuvensius kemudian meminta masyarakat agar tidak terprovokasi dan tetap menjaga ketenangan, serta perdamaian.
Apalagi saat ini sedang dalam momentum yang sangat istimewa yaitu masa adven, masa di mana umat Katolik sedang dalam persiapan dan penantian perayaan Natal.
“Kita perlu berikan kepercayaan penuh kepada aparat penegak hukum khususnya Polda NTT dalam menangani persoalan ini secara cepat dan secara profesional,” sambung Ketua Komisi I DPRD Kota Kupang itu.
Hal yang tidak kala penting untuk diperhatikan, lanjut Yuvensius, adalah tentang subtansi aksi mahasiswa Papua yaitu deklarasi kemerdekaan Papua.
“Pemuda Katolik juga secara tegas menolak akan hal itu. Sangat tidak tepat kalau deklarasinya di Kota Kupang dan NTT,” tandanya.
Ia pun meminta agar dalam mengurai persoalan ini juga mesti dilihat secara utuh.
Satu sisi mendorong proses tindakan tegas kepada Ormas Garuda dan Garda Flobamora. Sisi lain Pemuda Katolik tidak mentoleransi gerakan-gerakan yang disinyalir mendukung upaya Papua merdeka.
Dia menegaskan bahwa sikap Pemuda Katolik tentu tegak lurus dengan upaya pemerintah.
Yuvensius juga menyoroti adanya dugaan pembiaran atau kelalaian dari unsur TNI dan Polri saat kejadian. Seharusnya sudah dapat dideteksi dari awal saat mahasiswa Papua mengajukan surat izin untuk melakukan aksi.
“Lantas saat berjalannya aksi itu terpantau dan dikawal ketat oleh TNI dan Polri. Kalau
itu dilakukan maka persoalan ini dapat dicegah dan tidak terjadi,” katanya.
Ia berharap agar tidak boleh ada kelompok kepentingan yang memboncengi dan merusak hubungan ikatan persatuan dan persaudaraan anak bangsa.
Penulis: Ronis Natom