Ruteng, Vox NTT- The 3rd International Conference On Education, Humanities, Health And Agriculture (The 3rd ICEHHA) resmi dibuka oleh Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng (UNIKA Santu Paulus Ruteng), Dr. Maksimus Regus, Jumat (15/12/2023) pagi.
Dalam sambutannya, Rektor menyoroti urgensi kolaborasi global untuk mengeksplorasi inovasi di berbagai bidang kunci.
Dengan tema “Memfasilitasi Kemajuan Global dalam Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan, Kesehatan, dan Pertanian,” The 3rd ICEHHA di UNIKA Santu Paulus Ruteng dimulai dengan harapan tinggi.
Rektor, dalam sambutannya, menekankan pentingnya bersatu dalam menghadapi tantangan global dengan pendekatan inovatif.
“Di era yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya, perubahan lanskap sosial budaya, dan munculnya tantangan global, kita harus bersatu untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif dan solusi kolaboratif,” katanya.
Dalam konteks pendidikan, Alumnus Universitas Tilburg Belanda itu menyoroti peran pentingnya sebagai landasan kemajuan. Beliau memandang pendidikan bukan hanya sebagai proses penyampaian pengetahuan tetapi juga sebagai kekuatan dinamis yang dapat memberdayakan individu dan masyarakat. Diskusi di konferensi difokuskan pada potensi transformatif pendidikan dalam mendorong kemajuan global.
“Hari ini, kita berkumpul untuk berdiskusi dan membahas potensi transformatif pendidikan dalam mendorong kemajuan global. Melalui sudut pandang dan metodologi yang beragam, kami bertujuan untuk mengungkap kompleksitas dan membuka kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam bidang pengajaran, pembelajaran, dan penelitian,” terangnya.
Pentingnya ilmu humaniora dalam memahami struktur masyarakat juga menjadi sorotan utama. Rektor Maks menekankan bahwa, di era konektivitas global, pemahaman mendalam terhadap budaya, sejarah, dan bahasa sangat penting.
Konferensi diharapkan dapat menjadi wadah dialog lintas batas untuk menumbuhkan apresiasi lebih dalam terhadap kekayaan peradaban manusia.
Tantangan kesehatan global dan peran penting sektor pertanian dalam menciptakan dunia yang seimbang dan berkelanjutan juga menjadi topik utama konferensi. Rektor menyatakan bahwa solusi inovatif dan kolaborasi multidisiplin diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Tantangan yang dihadapi kesehatan global memerlukan kolaborasi multidisiplin dan solusi inovatif. Melalui pertukaran temuan penelitian dan praktik terbaik, kami berharap dapat berkontribusi pada kemajuan sistem layanan kesehatan yang adil, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan beragam komunitas,” imbuhnya.
Lebih lanjut tentang bidang pertanian yang juga menjadi salah satu fokus konferensi ini, Rektor Kedua Unika Santu Paulus Ruteng itu menyatakan, saat bergulat dengan isu-isu seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan, sektor pertanian berada di garis depan dalam upaya untuk menciptakan dunia yang seimbang dan berketahanan.
“Diskusi kita mengenai pertanian akan menyelidiki titik temu antara teknologi, ekologi, dan sistem sosial untuk membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.”
Dengan komitmen terhadap kemajuan holistik, konferensi ini mencerminkan semangat kolaborasi dan pencarian pengetahuan yang mendefinisikan UNIKA Santu Paulus Ruteng.
Para pembicara utama dari berbagai negara membawa perspektif unik, keahlian, dan pengalaman yang diharapkan akan memperkaya konferensi.
Rektor juga menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara, sponsor, dan kontributor atas dedikasi dan kerja keras mereka.
Konferensi diharapkan akan meninggalkan dampak jangka panjang pada bidang yang diwakili oleh peserta serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan kolektif komunitas akademis global.