Insani:
Sebagai insan, bisaku hanya meminta.
Saat laut memilah selera, seluruh tapak yang menginjakku adalah kebahagiaan.
Kini tingginya melebihi awan,
diterbangkannya mereka yang gemar merendahkan.
2023
Isolasi Mandiri
Suam-suam di leherku; mengalir
Dari dingin ke suhu panas
Dari gigil ke lidah kebas
Gigi-gigi bertetakan
Berjegal-jegalan di daguku
Kemarin dulu, saat mengepal kain handuk untuk membasuh pikiran
Aku mengawang; apakah masa depan hanyalah ribuan kali dari nasib ketidakjelasan?
Ingatan itu selalu acak, mendorong mundur pun menarik jatuh
Seluruh tangis dan sepasang tangan yang sedang bekerja saling mengerti dan memahami
Bagaimana cara menjinakkan paru-paru dengan bantuan selang tabung agar menyudahi keluh bisuku menanggalkan kematian
Ah! Tetapi aku ingin memilih pulih, aku enggan mati di ruangan ini!
2023
Sakit
Gigil hanya bising yang meriap kaku, kasur bagai permaisuri yang tumbuh dalam perhatian. maka izinkan aku untuk pulih. pulih dalam keadaan normal bersisa. tanpa dosa, tanpa muslihat
Aku iri dengan mereka yang sehat disana, sebab aku tidak bisa keluar. berkelana sepanjang hari, mengitari jalanan raya, hutan, gunung, pantai, gedung-gedung bertingkat. riang dalam sifat, senang dalam dekapan
Nyatanya, sakit kian menggebu-gebu. terus terang, ini sangat sakit dibanding sakit hati. “sekali lagi aku iri, aku iri dengan mereka-mereka yang sehat!”
2023
Sejerat Kelahiran
Dua puluh
dua membahas kelahiran
nol; berdikari
Perihal dewasa ialah kesempatan,
kematangan,
kenangan yang menyertai masa depan
Peristiwa lain adalah Ki Hadjar Dewantara
sedang, hari ini adalah tentang aku berdiri
berdiri diatas kelahiran
kelahiran, pendidikan dan sajak kebudayaan.
Namun, mengapa saban-saban kelahiran termakan setiap tahun?
mengapa seluruh raga telantar di belantara bisu?
begitu jua jiwa, yang menunda-nunda kematian mahatahu
ya, gamang ini benar-benar menagak kepribadianku.
2023
Tentang Saya
Rifqi Septian Dewantara asal Balikpapan, Kalimantan Timur Mei 1998. Karya-karyanya pernah dimuat beberapa media online dan buku antologi puisi bersama. Kini, bergiat dan berkarya di Halmahera, Maluku Utara. Bisa disapa melalui Facebook: Rifqi Septian Dewantara