Oleh: Yohanes Mau, SVD.
Penulis sedang bertualang di Tanah Marapu
Pada kolom Politik dan Hukum, Kompas tertanggal 14 Maret 2024, menurunkan tajuk berita, Suara Rakyat Dipermainkan. Keputusan mundur dari calon anggota legislatif dari partai NasDem, Ratu Ngadu Bonu Wulla membuka jalan bagi Viktor Laiskodat untuk menduduki kursi DPR di Senayan.
Keputusan mundur dari anggota DPR RI terpilih di Senayan adalah final bagi ibu Ratu. Mundur itu keputusan terbaik darinya.
Padahal masyarakat kecil sangat mengharapkan dia menjadi penyuara bagi suara-suara kaum minor dari Pulau Sumba yang selama ini tidak bergaung hingga di Senayan.
Setelah membaca berita ini, saya merasa sangat sedih dan menganalisa mungkin ada hal-hal tidak beres yang sedang dilakonkan oleh pengelola NasDem sebagai partai pengusung.
Ternyata Ibu Ratu mengaku dapat tugas dari Surya Paloh, selaku ketua umum Partai NasDem. Mundurnya Ibu Ratu adalah rasa kecewa dari seluruh masyarakat kecil di Tanah Marapu.
Masyarakat kecil telah dengan segala harapan dan rindu yang dalam memilih wakil rakyat dari Tanah Marapu.
Namun sayangnya suara rakyat yang adalah suara Tuhan itu dijual lagi kepada orang lain. Lantas untuk apa menguras tenaga, waktu dan segala finansial selama masa kampanye sebelum pesta demokrasi?
Mundurnya Ibu Ratu bukanlah tanpa alasan. Pasti ada kepentingan yang sangat mendesak untuk segera undur diri dari DPR terpilih Indonesia dari partai NasDem.
Saya sendiri menganalisa pasti ada mafia politik di balik mundurnya Ibu Ratu. Gerangan siapakah yang rela mundur dari empuknya kursi di singgasana Senayan setelah berjuang habis-habisan jelajahi pelosok Sumba, NTT?
Pasti ada hal-hal yang tidak beres sehingga Ibu Ratu rela membuat malang suara rakyat Sumba yang adalah suara Tuhan.
Dikatakan bahwa mundurnya Ibu Ratu dari anggota DPR RI terpilih dari partai Nasdem adalah keinginan murni tanpa ada kepalsuan di dalamnya.
Kalau benar, Ya katakanlah benar. Kalau tidak, Ya katakanlah tidak. Gerangan hati siapakah yang tidak resah dan gelisah menyaksikan sandiwara yang sedang dilakonkan oleh Ibu Ratu bersama pengelola NasDem sebagai partai pengusungnya ini?
Ibu Ratu, saya tampil sebagai the voice of the voiceless di Tanah Marapu merasa sedih bersama orang-orang kecil di sini.
Hati kami sangat rindu untuk memilikimu sebagai penyuara atas suara-suara mereka yang tak tersampaikan selama ini.
Jeritan anak-anak negeri dari Pulau Sumba adalah jeritan kita semua. Lantas mengapa hatimu tega mempermainkan suara mereka itu?
Kalau ada hal-hal yang tidak beres dalam dirimu dan dalam partai NasDem, sebaiknya dituntaskan sebelum melangkah jauh menjadi calon DPR RI.
Tapi keputusan diambil setelah anda terpilih sebagai DPR RI atas nama rakyat Sumba, NTT maka ini adalah keputusan paling menyedihkan hati seluruh masyarakat kecil di sini.
Rindu Sumba adalah rindu akan jamahan tangan sejuk untuk bangun dari tidur panjang.
Rindu Sumba adalah rindu untuk maju bersaing dalam pembangunan Sumber Daya Manusia, agar Sumber Daya Alam di tanah Marapu bisa dikelola secara optimal.
Rindu Sumba adalah rindu akan anak-anak tanah Marapu yang bisa menjadi penyambung suara yang tak tersampaikan di Senayan selama ini.
Ibu Ratu, betapa teganya hatimu. Kau sakiti hati masyarakat kecil di tanah ini. Kau biarkan tetes air mata mereka basahi padang ilalang. Kau biarkan rindu mereka semakin kambuh.
Entahlah sampai kapan rindu ini bertepi? Mungkinkah usai senja ini? Ah, Tuhan Engkau tahu, mungkinkah ada dosa di balik keputusan ini.
Saya hanyalah suara dari kaum minor yang tercecer selama ini. Rindu saya hanya satu saja, semoga kebenaran tetap ditegakkan demi bahagia dan gembira masyarakat kecil.
Kita mestinya menghargai suara Tuhan. Suara Tuhan tidak boleh dijual dengan harta kekayaan duniawi, suara Tuhan itu adalah suara yang mesti dijaga dan dirawat agar tetap bergaung memberikan alarm kepada manusia agar tetap setia menjadi abdi Tuhan.
Tuhan, hapuslah air mata tanah Marapu dan redakanlah rasa kecewa anak-anak negeri di pulau Sumba ini.
Sampai kapankah kami memiliki wakil rakyat dari tanah ini untuk menyampaikan suara-suara kami yang tak tersampaikan selama ini? Hanya Tuhanlah yang tahu.
Ibu Ratu telah memutuskan untuk undur diri dari anggota DPR RI terpilih. Secara otomatis Viktor Laiskodat menang menjadi anggota DPR RI dari partai NasDem.
Beliau akan tampil di kursi Senayan untuk menyuarakan suara rakyat NTT. Kita berharap semoga hadirnya dia di Senayan membawa angin segar untuk kemajuan pembangunan di NTT tercinta ini.
Walaupun publik tahu bahwa banyak hal tidak tuntas selama masa jabatannya sebagai gubernur di NTT.
Ia meninggalkan jabatan sebagai gubernur NTT tanpa menuntaskan program-program kerjanya yang melangit. Ini juga sedih.
Tapi mau bilang apalagi. Inilah realitas suram di negeri ini. Negeri yang selalu dibaluti ratap, tangis dan, oleh air mata.
Terima kasih untuk Ibu Ratu yang telah mengundurkan diri dari kursi legislatif di Senayan demi tugas baru dari Surya Paloh.
Selamat mempermainkan suara Tuhan, dan profesiat untuk Viktor Laiskodat atas terpilihnya sebagai anggota DPR RI.
Semoga segala rindu yang terbalut dalam program-program lima tahun mendatang membuahkan hasil demi NTT yang bangkit dan maju lebih dari kemarin-kemarin yang telah lalu.