Ruteng, Vox NTT- Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi calon bupati Manggarai periode 2024-2029.
Sikap politik yang ditempuh Wabup Ngabut bukan dilandasi oleh ambisi pribadi mengejar jabatan, melainkan karena dorongan masyarakat yang menginginkannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Manggarai.
“Hari ini saya sampaikan bahwa saya siap bertarung pada Pilkada Manggarai 2024 bukan karena ambisi saya pribadi tetapi lebih karena ingin merspon harapan banyak orang. Dan selama ini harapan itu tertidur karena saya tidak ada sikap. Maka, hari ini saya sampaikan kepada rakyat Manggarai bahwa saya siap bertarung,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di Ruteng, Selasa (19/03/2024) siang.
Harmoni dalam Pelayanan
Ketua Badan Kemenangan Pemilu (Bapilu) DPD II Golkar Manggarai itu juga menjelaskan, terdapat sejumlah landasan yang mengantarnya untuk berani maju sebagai calon bupati Manggarai.
Landasan pertama yang dikemukakan Ngabut yakni pada kerinduan sebagian besar rakyat terhadap kemajuan daerah Manggarai di segala aspek.
Selain itu, kata dia, tentang karakter yang meski dimiliki oleh seorang pemimpin yakni mengayomi.
“Pemimpin itu harus mengayomi dan memastikan rakyat itu juga harus senang pada pemimpinnya melalui tugas pelayanan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wabup Ngabut juga menyentil tentang pentingnya membina dan merawat hubungan yang harmoni dengan para pegawai pemerintah baik yang berstatus ASN maupun non-ASN.
“Pegawai itu harus dijaga. Karena tanpa mereka saya bisa pastikan kontrak politik terganggu. Mereka itu goal getter untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, membantu supaya kinerja bupati dan wakil terjaga dengan baik,” jelasnya.
“Oleh karena itu, sesama internal harus dijaga. Kita marah boleh, tidak apa-apa, tetapi sifatnya mengayomi. Karena pemimpin sejatinya hadir di tengah yang kurang pas, pemimpin juga memang tidak pas, butuh rakyat mengkritisinya,” tambahnya.
Tidak berhenti di situ, hubungan dengan unsur Forkopimda dan DPRD juga menurut Wabup Ngabut, harus harmoni agar agenda pembangunan yang tertuang dalam visi-misi bisa berjalan maksimal.
“Bupati dan wakil itu orang politik, jaga hubungan politik yang baik dengan DPRD. Dinamika pasti terjadi tetapi ini kan DPR sebagai sesama orang Manggarai yang harus dijaga. Rumusan orang Manggarai kalau omong politik dan secara akademis satu satu saja yaitu perjumpaan. Kalau ada yang sulit mari kita diskusi,” ujarnya.
Bupati dan Wakil Harus Seirama
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam upaya mendistribusi pembangunan berjalan maksimal menurut Wabup Ngabut, yakni tentang irama kerja antara bupati dan wakil yang harus sama melalui diskusi dan percakapan yang intens.
“Bupati dan Wakil itu satu paket. Hanya konstitusional mengatur kalau garudanya bupati itu bentuknya oval saja, wakil punya itu agak rata sedikit. Bupati punya agak keemasan sedikit kalau wakil punya perak,” jelasnya.
“Maksudnya, tak ada rotan akar pun jadi. Sifatnya relatif. Ada yang absolut, bupati tandatangan SK, produk hukum, soal-soal keuangan, soal-soal kepegawaian tapi diskusi wajib bersama minta pertimbangan,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur