Kupang, Vox NTT- Ordo Penyelamat Tersuci Santa Brigitta dari Swedia (OSS) Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu (24/4/2024) mengadakan misa kaul kekal bagi beberapa biarawati.
Salah satu suster yang mengikuti kaul kekal adalah Suster Yasmin.
Pemilik nama lengkap Margareta Lakat itu lahir di Naimata, Kota Kupang pada 13 November 1982.
Suster Yasmin merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Ia lahir dari Ayah Soleman Lakat dan Ibu Lusia Lakat Atalo. Kedua orangtuanya sudah meninggal dunia.
Suster Yasmin menamatkan diri dari SDN Naimata dan melanjutkan studinya di SMPN 11 Liliba.
Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan di SMA 7 Lasiana.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sana, Suster Yasmin kemudian memutuskan untuk masuk ke sekolah biarawati.
Ia melanjutkan studinya di Aspiran Bali pada tahun 2012 -2014. Selanjutnya menjalani Postulan di Filipina pada 2014 – 2015.
Selanjutnya, Suster Yasmin melanjutkan sekolah novis di Filipina, selama setahun yakni 2015- 2016.
Suster Yasmin menjalani kaul pertama di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT pada 24 April 2018.
Setelah menjalani berbagai pendidikan biarawati, Suster Yasmin menjalani kaul Kekal di Bali pada 24 April 2024.
Adik kandung Suster Yasmin, Redem Lakat mengaku sosok kakaknya adalah orang yang sederhana, tanggung jawab, pengasih, dan penyayang.
“Dia menggambarkan seorang ibu, pekerja keras, santun, sosok yang penuh keibuan,” ujar Redem.
Menurutnya, dalam keluarga sosok Suster Yasmin adalah sosok yang rendah hati.
“Dia tidak marah. Kalau emosi hanya bisa menangis,” ujarnya.
Sekadar informasi, Ordo Penyelamat Tersuci Santa Brigitta dari Swedia (oss) di Bali terdiri dari para suster yang melakukan pelayanan tertentu sesuai dengan permintaan pastor paroki di Brigidin Kuta.
Mereka juga mengurus Kapel Adorasi dan seorang suster membantu kantor paroki. Setiap hari Minggu mereka membagikan Komuni Kudus selama perayaan tiga Misa Kudus.
Dua Suster bekerja di kantor Katedral menjadikan diri mereka berguna bagi gereja lokal.
Para suster sering dipanggil oleh rumah sakit dan keluarga untuk membantu orang sakit, terutama di saat-saat terakhir sebelum meninggal dunia.
Penulis: Ronis Natom