Kota Kupang, Vox NTT- Pembina Yayasan Pendidikan Yaspeltra Marindo Kupang yang adalah yayasan pemilik SMK Pelayaran Kupang, Jefry Antony kesal bukan main.
Jefry duduk bersebelahan dengan kuasa hukumnya, Ebsan Kafelkai di sebuah ruangan kelas di SMK Pelayaran Kupang, Jumat (12/7/2024) Siang.
Yayasan pendiri SMK Pelayaran Kupang itu belakangan ini sedang menuai persoalan pelik. Sebab, pasca-pergantian kepengurusan yang tertuang dalam SK perubahan AD/ART tahun 2022, beberapa orang tidak lagi menjadi pengurus, termasuk Mery Salow.
Kuasa hukum Jefry, Ebsan menjelaskan, sejak dibentuk tahun 1991, Yayasan Pendidikan dan Pelatihan Marindo Kupang sudah beberapa kali merubah AD/ADRT.
“AD/RT sudah perubahan beberapa kali. Tahun 2009 Ibu Mery masih ada. Perubahan berikutnya tahun 2017 Mery Salow selaku wakil ketua pengurus,” kata Ebsan merinci.
Kemudian, menurut Ebsan, pada tahun 2022 terdapat perubahan AD/ART.
“Saat itu tidak ada lagi nama Mery Salow sebagai pengurus. Ia di luar kepengurusan yayasan,” ujarnya.
Selanjutnya, demikian Ebsan, pada medio tahun 2023 bulan Desember, pengurus yang ada berdasarkan SK perubahan AD/ART tahun 2022 , melalui Ketua Pengurus Yaspeltra Marindo Kupang Rota Lousiana melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Kupang.
Gugatan dengan Nomor Putusan No.333/Pdt.G/2023/PN.KPG oleh Pengadilan Negeri Kupang memenangkan Yaspeltra Marindo Kupang.
“Putusan PT berbunyi menegaskan jika semua tanah dan bangunan yang berada di Bimoku, Kelurahan Lasiana (lokasi SMK Pelayaran) milik Yayasan Yaspelta Marindo Kupang. Yang mengajukan gugatan ini adalah pengurus baru berdasarkan SK perubahan tahun 2022 yaitu Rita Lousiana sebagai ketua pengurus,” sebutnya.
Polemik
Sejak tahun 2023, pengurus yang baru berdasarkan SK perubahan di tahun 2022 mulai memasuki wilayah SMK Pelayaran.
Meskipun punya SK dan berdasarkan kepengurusan yang sah, terdapat konflik dengan kepala sekolah dan guru-guru, serta Mery Salow. Polemik ini kemudian berlanjut hingga sekarang.
“Anak-anak yang masuk ke sini bersama saya adalah pegawai yang diangkat berdasarkan SK,” kata Ebsan.
Ebsan sendiri menyebut, pihak Mery Salow dan kelompoknya tidak lagi ada dalam daftar pengurus dan tentu secara hukum mereka tidak punya legal standing untuk tetap berada di lokasi SMK Pelayaran Kupang.
“Kalau mereka keberatan silakan gugat ke pengadilan. Berperkara saja tidak usah bikin polemik di lokasi sekolah,” katanya.
“Kalau dia merasa sebagai pengurus maka dia perlu duduk dengan Jefry Antony sebagai pembina dan dilakukan audit menyeluruh,” tambahnya.
Sebagai pembina yayasan, Jefry Antony tidak mempersoalkan jika saja Mery Salow masih mau menjadi pengurus.
“Selama ini tidak ada pertanggungjawaban baik keuangan maupun lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, sejak awal yayasan itu dibangun tahun 1991 oleh tiga orang yakni Robert Antony, Estefin Mery, dan Jefry Antony.
“Kami mulai bangun di Kuanino lalu kita berproses dan bentuk SMK Pelayaran di sini tahun 1996,” katanya.
Soal Mery Salow, Jefry mengatakan jika dirinya masuk tahun 2009.
“Dari rahun 2009 sampai 2017 Mery Salow sebagai ketua pengurus sampai tahun 2022. Sejak perubahan tahun 2022 dia tidak lagi ada dalam kepengurusan.”
“Kami ganti dia di tahun 2022, dia tidak mau diganti. Dia lakukan somasi. Kita gantikan dia sebagai wakil, karena dia menolak kami putuskan dia tidak lagi sebagai pengurus,” tambah Jefry.
Terkait kepengurusan yayasan, menurut Jefry, jika melihat pada AD/ART, tercatat jika pergantian pengurus itu kewenangan pembina.
“Diapersoalkan jika dia tidak diundang. Kan dia pengurus bukan pembina yayasan,” ketusnya.
Perubahan kepengurusan yayasan hingga memutuskan untuk menggantikan Mery Salow, kata Jefry, karena alasan laporan keuangan dan administrasi.
“Di sekolah ini selama ini tidak ada laporan keuangan. Bendahara keuangan diganti. Masa Kepala sekolah memberhentikan bendahara yayasan,” tegasnya.
Jika Mery Salow masih kekeh masuk dalam kepengurusan yayasan, Jefry menyampaikan syarat.
“Kami mau audit semua administrasi dan keuangan. Kalau dia mau diaudit semua melalui pertanggungjawaban maka silakan menghadap kami,” katanya.
Di SMK Pelayaran kini, menurutnya, ada guru dan bahkan kepala sekolah yang masih di bawah pengaruh Mery Salow. Bahkan, kepala sekolah.
“Sebagai pembina kami berencana akan mengganti kepala sekolah karena masih mengikuti Mery Salow,” ujarnya.
VoxNtt.com sudah dua kali menghubungi Mery Salow untuk meminta klarifikasi.
“Kk b lg acara nanti b kontak,” kata Mery Jumat malam lalu membalas pesan VoxNtt.com.
Pada Sabtu (13/7/2024), VoxNtt.com kembali meminta klarifikasi namun tidak direspons hingga berita ini ditayang.
Penulis: Ronis Natom