Kupang, Vox NTT – Proklamasi Kemerdekaan yang kembali dikumandangkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) bukan lagi dimaknai sebagai bentuk melawan penjajahan.
Menurut bakal calon wali kota Kupang dr. Christian Widodo, perjuangan saat ini berbeda dengan perjuangan di masa penjajahan oleh pahlawan.
“Perjuangan kita saat ini adalah perjuangan melawan stunting, kemiskinan, kesetaraan gender dan masalah kemanusiaan dan sosial lainnya,” ujar Christian saat memberi sambutan pada pembukaan turnamen futsal dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-79 RI tingkat Kelurahan Naikoten Dua, Senin (19/8/2024) di halaman Paroki St Yoseph Naikoten Dua Kupang.
Ia mengajak kaum muda Naikoten Dua untuk memaknai hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia sebagai momentum untuk merefleksikan dan membangkitkan kembali semangat juang kaum muda.
Christian mengungkapkan bahwa pertandingan atau perlombaan dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI bukan soal siapa yang akan mendapatkan tropi, medali atau piala, tetapi soal kebersamaan.
“Silahturahmi menjadi hal yang penting bagi kita kaum muda dalam menjunjung tinggi sportivitas,” katanya.
Sebagai anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Kupang, Christian Widodo menyatakan kegembiraannya dengan adanya banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh kaum muda seperti memeriahkan HUT RI dan kegiatan lainnya.
“Dengan kegiatan berupa lomba atau pertandingan bisa menjadi ajang untuk mencari bibit unggul yang bisa mengharumkan nama Kota Kupang, bahkan Provinsi NTT maupun nama Indonesia di tingkat internasional,” harapnya.
Sebagai anak muda Kota Kupang yang akan maju bertarung dalam perhelatan pemilihan wali kota Kupang pada 27 November 2024 mendatang, dirinya mengharapkan agar kegiatan seperti lomba-lomba tetap konsisten dilaksanakan.
“Kita jangan hanya komitmen di awal tetapi lupa dengan konsistensi, karena sikap konsisten sangat penting.”
“Tanpa komitmen kita tidak bisa memulai sesuatu pekerjaan. Tetapi tanpa konsistensi kita tidak bisa mengakhiri suatu pekerjaan,” pungkasnya.
Penulis: Ronis Natom