Mbay, Vox NTT – Immanuel Ndun, Asisten 1 Setda Nagekeo, tampil mengesankan dalam acara pembukaan Festival Mbay Smart City yang diselenggarakan di Lapangan Hanura Danga pada Sabtu (24/8/2024) malam.
Dalam pidatonya, ia secara terbuka memberikan pujian kepada Lurah Danga, Yohanes Lado, yang berhasil menyelenggarakan festival tersebut tanpa menggunakan anggaran dari Pemerintah Daerah.
Immanuel menegaskan pentingnya apresiasi bagi bawahannya yang berprestasi, menunjukkan keteladanan sebagai pimpinan ASN yang tidak merasa sombong untuk memuji kualitas dan capaian bawahan.
Ia menggarisbawahi kehebatan Yohanes Lado, yang sukses menggerakkan Lembaga Pendidikan di Kota Mbay untuk berpartisipasi aktif dalam perayaan ini.
“Bapak Lurah ini cerdas, karena dia mulai menggerakkan dari sekolah. Hanya di sekolah ada generasi cerdas masa depan,” ujar Immanuel saat berbicara mewakili Penjabat Bupati Nagekeo.
Festival Mbay Smart City, yang mengusung tema “Cerdas Warganya, Maju Kotanya,” mendapatkan apresiasi besar dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Nagekeo, anggota DPRD Nagekeo, dan masyarakat setempat.
Hal ini karena seluruh biaya penyelenggaraan festival murni diperoleh dari swadaya masyarakat tanpa intervensi anggaran pemerintah daerah.
Kegiatan ini, yang diselenggarakan oleh Lurah Yohanes Lado—seorang pemimpin yang dikenal kontroversial namun selalu berpikiran maju—akan berlangsung selama tiga hari, dari 24 hingga 27 Agustus 2024.
Festival ini menampilkan berbagai acara meriah seperti tarian tradisional, pentas seni, fashion show, serta sejumlah perlombaan dan pertunjukan lainnya.
Dalam wawancara terpisah, Yohanes Lado mengungkapkan bahwa Festival Mbay Smart City digelar dengan empat tujuan utama: Pertama, memberikan ruang kepada sekolah-sekolah di ibu kota untuk mempromosikan karya inovasi para guru dan peserta didik.
Kedua, mewujudkan konsep “Kota Untuk Semua,” di mana kota tidak lagi hanya menjadi pusat administrasi pemerintahan, tetapi juga pusat bisnis, pendidikan, pembangunan peradaban, demokrasi, dan kesadaran kritis warga.
Ketiga, menggalang dukungan masyarakat sebagai modal utama dalam memajukan institusi pendidikan, dengan mendorong masyarakat untuk berjuang bersama guru-guru demi kemajuan pendidikan.
Keempat, menggugah semua sektor agar bersatu dalam memajukan kota dengan cara-cara yang cerdas, mengingat masa depan kota ditentukan oleh kaum terdidik.
“Saatnya bersatu mendorong gerbong pendidikan menjadi barometer kemajuan kota,” ujar Yohanes penuh semangat.
Festival ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong kemajuan Kota Mbay sebagai pusat kecerdasan dan peradaban di Kabupaten Nagekeo.
Penulis: Patrianus Meo Djawa