Mbay, Vox NTT – Fransiskus Xaverius Lema atau Ansy Lema menghadapi pergumulan batin yang berat sebelum akhirnya mendapat mandat dari PDI Perjuangan untuk maju sebagai calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2024-2029.
Pilihan ini muncul setelah Sekretaris DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto memberikan sinyal kepada Ansy Lema bahwa dirinya berpotensi ditugaskan partai sebagai calon gubernur.
Hal ini diungkapkan Ansy dalam pertemuan singkat bersama relawan “Menyala Kaka Nagekeo” di Plat EB Cafe & Resto, Mbay – Danga, ibu kota Kabupaten Nagekeo pada Kamis (11/9/2024).
Di hadapan para relawan, Ansy bercerita bahwa keputusannya untuk meninggalkan posisi nyaman sebagai Anggota DPR RI yang baru terpilih kembali bukanlah hal mudah.
Ansy Lema kembali terpilih sebagai Anggota DPR RI dari Dapil NTT II untuk periode kedua. Namun, panggilan partai dan tuntutan masyarakat membuatnya harus memilih antara melanjutkan posisi di Senayan atau kembali ke NTT untuk bertarung dalam Pilkada.
“Ibarat burung dalam genggaman, saya harus melepasnya demi mengejar burung lain yang masih bebas beterbangan,” katanya.
Dalam proses pergulatan itu, Ansy memutuskan untuk berziarah ke Vatikan bersama istri, Maria Immaculata Inge Nioty.
Mereka tinggal di pusat biara Serikat Sabda Allah (SVD) dunia, dipimpin oleh Paulus Budi Kleden SVD, yang belakangan dipilih Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Ende. Ansy berharap mendapatkan jawaban atas kebimbangannya.
Selama empat hari di Vatikan, Ansy berbincang dengan beberapa tokoh gereja, termasuk Pater Paulus Budi Kleden dan Pater Markus Solo Kewuta, anggota Kuria Tahta Suci Vatikan.
Jawaban atas pergumulannya datang ketika menyaksikan Pater Paulus Budi Kleden dipilih menjadi Uskup Agung Ende.
“Jika Pater Budi, yang memimpin SVD dunia dengan wilayah kekuasaan di semua benua, bersedia menerima mandat sebagai Uskup Agung di wilayah kecil seperti Ende, saya pun harus rela menerima tantangan untuk melayani masyarakat NTT,” ujar Ansy.
Kerendahan hati Pater Paulus Budi Kleden menginspirasi Ansy untuk meninggalkan zona nyamannya di Jakarta dan memutuskan maju sebagai calon gubernur NTT.
Dengan tekad bulat, Ansy ingin mewujudkan visinya untuk membangun masyarakat nelayan, petani, dan peternak, yang selama ini dia sebut sebagai fondasi sesungguhnya dari Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Patrianus Meo Djawa