Ruteng, Vox NTT – Di Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai tepatnya di Waepalo, Kelurahan Bangka Nekang, Kecamatan Langke Rembong sedang dikerjakan sebuah proyek drainase.
Proyek tersebut diduga ‘siluman’ karena semua informasi yang berhubungan dengan pengerjaan, seperti papan pemberitahuan tidak tertera di lokasi.
Tak hanya itu, proyek milik Dinas PUPR Kabupaten Manggarai ini juga berdampak ke warga, pengguna jalan hingga anak sekolah.
Pantauan VoxNtt.com, Sabtu, 7 Desember 2024, tidak terlihat aktivitas pengerjaan, namun material batu dan pasir tertumpuk di lokasi.
Material tersebut ditampung di badan jalan hingga menutup sejumlah akses warga dan anak sekolah yang melintas.
Lumpur drainase juga meluber hingga ke badan jalan membuat mobilitas kendaraan terggangu. Warga yang melintas juga harus ekstra hati-hati.
Tak jauh dari situ, bagian timur terletak gudang mesin PLN dan sekolah SMPN 2 Langke Rembong. Sementara pada bagian barat terletak sekolah SMK Swakarsa Ruteng dan beberapa rumah warga.
Jalan yang telah ditutup lumpur dan tumpukan material itu merupakan salah satu akses jalan siswa-siswi SMPN 2 Langke Rembong dan SMK Swakarsa Ruteng.
Mereka merasa terhambat jika saban hari melewati jalur itu.
“Iya setengah mati om. Ini proyek bikin susah kami, hujan, lumpur, becek membuat kami susah lewat,” ujar beberapa kelompok siswa secara kompak saat sedang melintas.
Adapun sejumlah fakta yang dirangkum VoxNtt.com terkait keberadaan proyek yang diduga menyusahkan banyak orang itu.
Pertama, proyek drainase tersebut dikerjakan oleh para Napi dari Rutan Kelas II B Ruteng.
Kedua, proyek tersebut juga diduga tidak sesuai standar spesifikasi.
Ketiga, proyek drainase telah memperburuk kondisi jalan.
Keempat, proyek drainase diprediksi tak akan bertahan lama, cepat rusak dan tak akan berfungsi dengan baik.
Seorang warga berinisial VL mengaku cukup terhambat ketika melewati jalur itu, ditambah dengan tumpukan material dan lumpur yang meluber sampai dekat rumahnya.
Ia juga menduga spesifikasi pengerjaan drainase tersebut tak mengikuti standar yang baik, misalnya terkait ketebalan lantai dan pemakaian material.
Sehingga proyek tersebut berpotensi cepat rusak dan tak akan berfungsi dengan baik.
Hal-hal lain yang perlu disorot menurut dia, yakni tidak adanya papan informasi sebagai asas keterbukaan publik, sehingga kontarktor diduga menyembunyikan segala informasi anggaran serta informasi lain mengenai proyek siluman itu.
Dinas PUPR Belum Beri Penjelasan
Berdasarkan keterangan warga dan beberapa informasi yang dirangkum itu, VoxNtt.com mencoba mengkonfirmasi Dinas PUPR Kabupaten Manggarai melalui Kepala Bidang Cipta Karya, Agus Kanar.
Cipta Karya merupakan salah satu Bidang di Dinas PUPR yang mengurus proyek drainase.
Namun sampai saat ini Agus Kanar belum merespons pesan Whatsapp.
Sebelumnya VoxNtt.com mengonfirmasi Melki Muardi salah satu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinas PUPR untuk mencari tahu pihak yang bertanggung jawab atas proyek itu.
Namun Melki mengaku dia bukan pihak yang bertanggung jawab karena urusan soal drainase menjadi tanggung jawab Bidang Cipta Karya.
“Saya tidak tahu kalau drainase, itu urusan bidang cipta karya. Kalau ke bidang itu harus izin pa kadis dulu,” respons Melki menjawab pesan VoxNtt.com.
Artikel ini sewaktu-waktu terus berlanjut sampai publik mengetahui informasi yang jelas tentang proyek itu, baik informasi tentang kontraktornya, sumber dana, jumlah anggaran, spesifikasi hingga batas waktu pengerjaan.
Penulis: Berto Davids