Kupang, Vox NTT – Komunitas Rumah Eina dan Kafe Moza sukses menggelar Festival Seni Budaya Valentine Day bertajuk Leso Momang di Aula Klaret Matani, Kamis, 13 Februari 2025.
Acara yang dimulai pukul 18.50 Wita ini dihadiri oleh sejumlah tamu penting, termasuk para orang tua Manggarai yang tinggal di Kupang, Ketua Organisasi Kepemudaan (OKP) Manggarai, serta sembilan tim penari dari berbagai OKP se-Manggarai.
Tidak ketinggalan, sejumlah tamu undangan turut meramaikan perhelatan budaya yang bertujuan mempererat tali persaudaraan ini.
Festival dimulai dengan prosesi adat Manggarai, Ronda Tiba Meka, yang dipimpin oleh Save Tasman, yang akrab disapa Bombang.
Prosesi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus doa untuk kelancaran acara.
Selanjutnya, Indra Johan memimpin doa pembuka sebagai bentuk syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Ketua panitia, Yuan Song, dalam sambutannya menekankan pentingnya meningkatkan hubungan emosional antara orang tua dan mahasiswa Manggarai yang sedang merantau.
“Acara ini bukan hanya ajang seni, tetapi juga wadah untuk mempererat ikatan kekeluargaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Rumah Eina, Seven Jehamut, menambahkan tujuan festival ini adalah untuk mempererat persaudaraan di kalangan masyarakat Manggarai.
“Melalui seni dan budaya, kita dapat memperkuat solidaritas dan kebersamaan,” ungkapnya.
Turut hadir pula Owner Kafe Moza, Frans Tio Keban, yang memberikan apresiasi kepada panitia dan Komunitas Rumah Eina atas keberhasilan menyelenggarakan acara ini.
Ia berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut, sehingga mahasiswa semakin mencintai dan melestarikan budaya Manggarai, terutama dalam bidang seni tari.
Festival secara resmi dibuka oleh Fransiskus Bustan, Guru Besar di Universitas Nusa Cendana (Undana).
Dalam sambutannya, ia memberikan semangat kepada para penari agar mampu menampilkan tarian adat Manggarai dengan penuh penghayatan.
Ia juga berharap agar para juri dapat memberikan penilaian yang adil dan objektif.
Fransiskus menegaskan, Festival Leso Momang ini menjadi bukti bahwa seni dan budaya dapat berperan sebagai perekat bagi masyarakat Manggarai yang tinggal di perantauan.
“Dengan semangat kebersamaan, acara ini berhasil menciptakan suasana yang hangat dan penuh makna di tengah perayaan Valentine Day,” ujar Fransiskus, menutup sambutannya.
Penulis: Ronis Natom