Jakarta, Vox NTT- Kasus dugaan korupsi di tubuh pertamina dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerjasama periode 2018-2023 terus bergulir.
Kasus ini ramai mendapat sorotan masyarajat Indonesia karena Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap potensi kerugian negara sebesar RP193,7 triliun dalam kurun waktu satu tahun saja.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, kasus ini berawal dari keluhan masyarakat akibat buruknya kualitas produk BBM Pertamina jenis RON 92 alias Pertamax. Kemudian dilaporkan pertama kali oleh warga Papua dan Palembang, Sumatera Selatan.
“Kalau ingat, di beberapa peristiwa, ada di Papua dan Palembang terkait soal dugaan kandungan minyak yang katakanlah jelek. Ini kan pernah mendapatkan respons luas dari masyarakat bahwa mengapa kandungan terhadap Pertamax misalnya yang dinilai kok begitu jelek,” ujarnya pada Senin, 24 Februari 2025, sebagaimana dikutip dari Tempo.co.
Di tengah hebohnya kasus dugaan korupsi ini, mantan Komisaris Utama PT Pertamina yang menjabat pada periode 2019-2024, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengaku menyimpan bukti rekaman dan notulen yang ditulisnya setiap rapat dan berniat membongkarnya untuk mendukung proses penyelidikan dari Kejagung.
Kini pernyataan Ahok mendapat respon dari Benny Harman, Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat.
Benny mendukung langkah Ahok yang berniat membongkar kasus dugaan korupsi di tubuh Pertamina.
Ia meminta Ahok untuk mengungkap secara blak-blakan terkait sejumlah fakta yang dimilikinya, agar terbongkar dugaan praktik korupsi dalam kasus tersebut.
Politisi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu juga mengajak masyarakat untuk mendukung Ahok agar berani mengungkap kebenaran kasus tersebut.
“Kita mohon dukungan rakyat Indonesia agar Ahok tegar dan berani bongkar korupsi di Pertamina ini,” ujarnya menjelang pemeriksaan Ahok pada Kamis, 13 Maret 2025, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Benny, pemanggilan Ahok oleh Kejagung merupakan langkah tepat untuk membersihkan Pertamina dari praktik rasuah.
Oleh karena itu, lebih lanjut ia meminta Ahok untuk mengungkap modus operandi yang terjadi selama ini.
“Ini momentum tepat untuk bersih-bersih Pertamina. Maka untuk itu, saya minta Ahok bongkar modus operandi korupsi di Pertamina. Sebagai eks Komut, Ahok tahu banyak soal buruknya tata kelola BBM di Pertamina,” imbuhnya.
Ia juga meminta Ahok membongkar praktik penggelembungan anggaran dalam pengadaan minyak mentah, serta membeberkan deretan nama yang diduga menerima aliran uang haram dari praktik tersebut.
“Bongkar modus markup dan siapa saja yang mendapat aliran uang haram dari praktik markup. Pak Ahok, jika benar-benar mencintai negeri ini, sayang dengan generasi muda Indonesia, harus berani bongkar dan minta Kejagung usut tuntas. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” pungkasnya.
Penulis: Herry Mandela