*Milla Lolong
Tak Sengaja Mengenal
Kita lalu ajukan jawaban di setiap tanya
Lahirkan rasa kagum ketersambungan kata
Santun berucap, walau belum dan tak sempat bertatap
Tawa ceria bungkam rasa tegang
Aku mulai mengenalmu
Kamu pun mulai mengenaliku
Walau hanya menjamah jiwa lewat dinding maya
Pucuk-pucuk akrab perlahan mulai tumbuh
Patahkan ranting-ranting jenuh silam di perbatasan gaduh
Hingga kamipun lupa waktu dan saling bertanya
“sudah pukul berapa sekarang”
Malam semakin larut, digenangi suara lolongan anjing dan jangkrik
Rasanya terlalu cepat untuk tanya yang belum sempat kau jawab
_____________________________
Nusa Bunga
10 Maret 2017
MAMA
Oleh:Milla Lolong
Meniup harmonika disela- sela tawa
berenang jauh ke rawa-rawa,
mengeja senja di kala itu
Dan masih banyak lagi
Kami lalu sebut itu kenangan.
Sebelum malam kami tiba di pundak bukit
Menepuk-nepuk senja
Saatnya menggarap kembali lahan ingatan
Ada sebuah cerita dari tanah purba,
Ketika mama meracik kemiri untuk dijadikan pelita dimalam hari
mama? itu kami sebut apa?
___________________________
Nusa Bunga,17 Maret 2017
NEGERI ANTAH BERANTA
Langkah gontai di tengah deru dan debu
Dengan seribu kerutan
di wajah pucat pasi
Urat berdenyut kaki melejang
Lesuh!
Dengan tatapan kosong buram menatap kekosongan nurani
Tuan tuan berkantong tebal
Kibasan angin gelap
Menusuk setiap rongga hidup Perlahan namun sengit
Nyaris terdengar isak tangis
sabtu malam
Pilu
Meringkih dalam kekata
Pekik merobek sepi
Oh..
Negeri Antah Beranta
______________________________
Kamar, Maret 2017
*Milla Lolong adalah pecinta puisi, Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Semester 2 Universitas Flores (Unflor)