Ruteng, Vox NTT-Para guru dan pimpinan PAUD di Keuskupan Ruteng berkumpul di Wisma Efata untuk mengikuti workshop kurikulum 2013. Workshop ini digelar selama dua hari, dari Kamis, 31 Agustus sampai Jumat, 1 September 2017.
Kegiatan yang terlaksana berkat kerja sama Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini, diikuti 123 orang peserta.
Ketua Presidium MNPK, Pastor Vinsensius Darmin Mbula OFM yang membuka resmi kegiatan pada hari ini, Kamis (31/08/2017) mengatakan workshop ini merupakan bagian dari program MNPK, terutama terkait pendidikan dan kurikulum.
“Kita tidak bisa mengabaikan PAUD dan menganggap yang paling penting itu perguruan tinggi, SMA, SMP dan SD,” katanya.
Ia menjelaskan, peran PAUD menjadi sangat vital, karena menjadi lembaga yang memperkenalkan dunia pendidikan kepada anak, selain keluarga.
“Mungkin lima tahun terakhir ini baru ada Dirjen PAUD. Sebelum-sebelumnya tidak sungguh-sungguh diperhatikan,” katanya.
Ia menjelaskan, dengan workshop khusus PAUD ini, MNPK berharap suatu saat memiliki modul sendiri untuk PAUD.
“Dengan demikian, kita memiliki standar kualitas PAUD yang secara nasional bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Katarina, Kasi Kemitraan Ditjen Pembinaan PAUD Kemendikbud mengatakan, PAUD yang berkualitas merupakan fundasi penting dalam menghasilkan generasi unggul.
“Indonesia menghadapi peluang sekaligus tantangan besar dengan komposisi penduduk muda. Dengan populasi penduduk muda usia 1-12 tahun sebanyak sekitar 66 juta anak dapat menghantarkan Indonesia meraih masa keemasan bila kelompok muda ini dipersiapkan secara baik kecerdasan maupun karakternya,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah menerapkan langkah strategis melalui Gerakan Nasional PAUD Berkualitas untuk memberikan awal terbaik bagi masa depan anak.
Ia juga menjelaskan, pemerintah selalu berkomitmen meningkatkan mutu PAUD, termasuk lewan pendanaan.
“Silahkan ajukan proposal, tapi harus direkomendasikan oleh pihak kabupaten,” katanya, sambil menambahkan, bantuan dana untuk PAUD itu juga termasuk untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Sementara itu, Rm Edi Menori, Ketua MNPK Ruteng merasa bersyukur atas pelaksanaan workshop ini.
“Selama ini, kami memang memberi perhatian yang intens pada upaya pembinaan PAUD,” katanya.
“Yang kita sasar adalah bagaimana para pendidik bisa membuat kurikulum 2013 kontekstual dengan situasi riil di sekitar mereka,” lanjut imam yang juga Ketua Yayasan Sukma ini.
Workshop hari pertama ini diisi dengan pemaparan materi dan diskusi kelompok. Rangkaian acara akan berakhir pada sore hari, yang kemudian dilanjutkan dan ditutup pada Jumat esok.
Kontributor: ARD
Editor: Boni Jehadin