MERCUSUAR
Apa dirimu masih mercusuar
untuk rindu dan layar
menunggu di tanjung kabar
Remang yang sepuh
tambah terasing rindu gemetar
menuju lapang langit yang sebentar
Hidup serupa sayap, Lucia
makin asing dari tanah sendiri
makin asin dari darah sendiri.
Calandrelli, 13 Juni 2016
PULAU
Dirimu pulau
kukecup pantaimu
dengan seribu perahu
kutulis kau
lewat surat yang belum
beralamat.
Val Melania, 16 September 2017
RINDU
Lebih jauh dari jarak
berlari di udara
tanpa kaki dan jejak
Tapi tak pernah pindah
tempat.
Val Melania, 17 September 2017
*)Yandri Kapestrano Saima, peminat Sastra.Alumnus Fakultas Teologi di Universitas Pontefice San Tommaso (Angelicum) Roma. Saat ini tinggal di Italia.
Puisi dan Segala Isyarat Bernama Rindu
Oleh Hengky Ola Sura
Redaksi Seni Budaya Voxntt.com
Tiga puisi pendek dari Yandri untuk edisi pekan ini hadir dengan satu isyarat yakni rindu. Dari Mercsuar, Pulau, dan puisi Rindu kita menangkap getar dada sang penyair untuk pulang. Diksi dan metafora yang hadir dalam tiga puisi pendeknya Yandri adalah satu keunikan yang didalamnya penuh refleksi. Sebuah pergi yang jauh, hidup juga tinggal pada negeri orang tak dinyana menghadirkan juga sesak pada dada untuk pulang. Rasa sesak itulah yang kita namakan rindu.
Saya kira hidup yang dijalani oleh Yandri di jantung laut mediterania, negeri yang indah macam Italia itu tak cukup membuatnya untuk selalu merasa bahagia. Dari judul Mercusuar saja tampak Yandri hendak menarasikan satu ketinggian yang terlalu sulit lagi untuk turun. Mercusuar juga jadi semcam harap untuk melihat terang dermaga ketika sang pelayar tiba kembali di dermaga. Pada puisi Pulau bisa jadi seorang tokoh juga tanah kelahiran yang hidup dalam imaginasinya Yandri untuk mengabarkan bahwa daya panggil dalam sukma itu sudah terlalu kuat untuk segera pulang. Sedangkan pada puisi Rindu Yandri saya kira mengekspresikan satu kemalangan yan jelata. Tak berdaya. Ia seolah jadi musafir yang kalah.
Lebih jauh dari jarak
berlari di udara
tanpa kaki dan jejak
Tapi tak pernah pindah
tempat.
Isi keseluruhan dari puisi Rindu di atas adalah satu keluh kesah. Ia suara yang menderu. Akhirnya segala yang bernama rindu itu tetap juga jadi sebuah pemurnian hati bahwa di tanah di jantung mediterania itu Yandri memupuk dan merawat satu perjalanan spiritualnya. Saat pulang memang belum tiba, tapi puisi jadi jembatan, puisi jadi isyarat rindu yang berkabar.