Mbay, Vox NTT-Yayasan Flores Sejahtera (Sanres) bekerja sama dengan LSM PLAN mengembangkan metode jaringan irigasi tetes di beberapa desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Nagekeo.
“Program irigasi ini kita sudah jalankan lebih khusus bagi kaum perempuan. Dan kita sudah terapkan di beberapa desa yakni desa Golongnio, Desa waekoka, Kelurahan Towak, Desa Rendu Butowe, Desa Rendu Wawo dan Kelurahan Dhawe,” Ujar Koordinator Sanres wilayah Nagekeo Mathilde Paulina Dhae yang di temui VoxNtt.com di Mbay, Senin (09/04/2018).
Dhae menjelaskan, irigasi tetes merupakan teknologi irigasi yang bertujuan untuk memanfaatkan ketersediaan air yang sangat terbatas secara efisien.
Teknologi ini cocok diterapkan pada lahan kering dengan topografi relatif landai.
Selain itu, program ini juga untuk mengantisipasi agar petani tidak menganggur pada saat musim kemarau dan juga menghemat air.
Dijelaskan metode ini menggunakan teknik dengan cara membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipi dan bambu.
Menurut Dhae, kerja irigasi tetes sederhana adalah menampung air dalam wadah dengan mengalirkannya ke tanaman menggunakan tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Cara penggunaan alat ini sangatlah mudah, yaitu dengan mengisi wadah botol air mineral bekas /bambu yang telah dilubangi di bawahnya sekitar 0.1 cm dengan air.
Kemudian menggantungkannya pada tiang gantungan yang telah disediakan dekat dengan tanaman.
Jumlah lubang tetesan air ke tanaman disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan air. Apabila botol sudah kosong diisi kembali dengan air.
Dhae mengatakan, dengan adanya program ini petani desa Golongnio, Waekoka, Kelurahan Towak, Desa Rendu Butowe, Desa Rendu Wawo dan Kelurahan Dhawe telah menikmati hasilnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba