Bajawa, Vox NTT- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ngada menggelar aksi unjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Sedunia di Bajawa, Selasa (01/05/2018) kemarin.
Koordinator aksi, Onisius Wuda mengaku pihaknya melakukan demonstrasi sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib buruh di Indonesia umumnya dan di Ngada khususnya.
Sementara dua kader GMNI Cabang Ngada, masing-masing, Mariano Unde dan Maksimilianus Banggar dalam orasinya menegaskan, hasil advokasi mereka ditemukan masih banyak para buruh yang diberi upah jauh di bawah standar upah minimum regional (UMR). Padahal hingga kini dikabarkan UMR di Kabupaten Ngada mencapai Rp 1.250.000 tiap bulannya.
Para buruh ini terutama yang bekerja di seluruh toko yang ada di Kota Bajawa. Sebab itu, GMNI mendesak pemerintah agar segera mengecek gaji buruh tersebut dan diberi upah sesuai UMR.
Tak hanya soal upah buruh, GMNI Cabang Ngada juga menyoroti rendahnya upah guru swasta di Kabupaten yang sedang dipimpin Bupati Marianus Sae itu.
Ketua DPC GMNI Cabang Ngada Benediktus Tengka dalam orasinya di depan Kantor DPRD mengatakan, masih banyak guru honorer yang diberi upah tidak sesuai standar upah minimum provinsi (UMP) NTT. Padahal, UMP NTT tahun 2018 sudah mencapai Rp 1.660.000 per-bulannya.
Karena itu, Benny meminta pemerintah agar tidak hanya memperkerjakan guru dan tenaga kesehatan honorer, tetapi harus memperhatikan upah mereka.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba