Borong, Vox NTT-Pasangan calon bupati dan wakil bupati Manggarai Timur (Matim), Frans Sarong dan Kasmir Don atau paket Sarong-Kasmir siap dan bertekad untuk memberantas praktik mafia fee proyek di kabupaten itu.
Hal itu disampaikan, calon bupati Paket Sarong-Kasmir, Frans Sarong saat kampanye akbar di Borong, Kamis (14/06/2018).
Dia mengatakan paket Sarong-Kasmir bertekad membersihkan mafia korupsi dan membersihkan praktik mafia fee proyek jika dipercaya rakyat Matim pada Pilkada 27 Juni mendatang.
“Ini semua juga diwujudkan dalam langkah konkret, maka proyek kerbau tetap jadi kerbau dan tidak berubah jadi sapi. Proyek sapi tidak berubah jadi kambing. Kalau proyeknya berubah jadi kambing, juga kambing jadi ayam dan ayam jadi ngerek alias katak lalu hilang, itu akar soalnya karena mafia fee,” tegas Frans Sarong.
Baca Juga: Ribuan Massa Hadiri Kampanye Sarong-Kasmir di Mano Poco Ranaka
Menurut Frans, banyak kontraktor yang akrab dengan mafia fee. Hanya tidak bisa diungkapkan secara terbuka karena ini sudah menjadi bagian dari irama kerja. Meskipun itu adalah sebuah penyimpangan.
“Sarong-Kasmir siap bebaskan kebiasaaan itu. Sesuai tagline, kekuasaan untuk poin dan bukan untuk koin,” ujar pensiunan wartawan Kompas tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Frans juga menyampaikan visi paket Sarong-Kasmir untuk mengantar Matim menjadi kabupaten sehat.
Pilihan kata sehat menurut Frans, karena Matim saat ini sedang dalam kondisi sakit. Bahkan kronis.
Sarong-Kasmir merumuskan dan memadatkan lima jenis penyakit utama yang mesti disembuhkan guna mengantarkan Matim jadi kabupaten sehat.
Sehingga misinya dirumuskan dalam program utama, yakni 5 sehat 4 sempurna.
Pertama, pembenahan jaringan jalan raya. Jaringan jalan raya di Matim, kondisinya amat buruk dan banyak daerah masih terisolir. Sehingga jaringan jalan ini harus disehatkan.
Kedua, pelayanan jaringan penerangan listrik negara. Dari 176 desa/kelurahan di Matim, tercatat baru 33 desa/kelurahan yang sudah mendapat penerangan listrik negara. Artinya, masih banyak desa/kelurahan yang mengandalkan lampu kuno, seperti pelita.
Ketiga, air bersih. Di mana baru 30 persen penduduk Matim yang menikmati air bersih.
Keempat, penataan birokrasi. Karena menurut Sarong-Kasmir, penataan birokrasi harus sehat. Selama ini sering disoroti karena penataan sedang dalam kondisi sakit. Salah satu contoh, sekolah filsafat, kerjanya jadi kepala Dinas PU. Sehingga terakhir banyak yang jadi cacat.
Kelima, pendidikan dan kesehatan. Di bidang ini masih banyak menyisakan persoalan yang amat serius. Satu persoalan diantaranya, kesejahteraan tenaga guru komite dan juga tenaga medis berstatus suka rela. Sangat disayang, gajinyaa di bawah upah UMR. Sarong-Kasmir, bertekad akan mengentas persoalan yang ada.
“Sarong-Kasmir sudah bertekad akan merampungkan kondisi jalan buruk dan bebaskan keterisolasian di Matim, dalam tempo empat tahun. Anggaran disini tidak saja andalkan DAK, DAU dan APBD, tapi Sarong-Kasmir punya relasi atau jaringan. Inilah modal kami sehingga berani mencapkan pembangunan tuntas empat tahun di Matim,” ujarnya.
Sementara itu, calon wakil bupati Paket Sarong-Kasmir, Kasmir Don dalam orasi politiknya mengatakan, pihaknya hadir untuk mengabdi di tengah masyarakat melalui program yang sehat.
Menurut Kasmir, dirinya mencalonkan sebagai wakil bupati, tentu sudah tahu apa tugasnya sesuai amanat undang-undang. Tidak untuk jadi ban serep atau konjak, tapi bantu tugas bupati bangun Kabupaten Matim.
“Tugas wakil sudah diatur dalam undang-undang. Tidak benar kalau ada yang mengatakan wakil bupati itu ban serep atau konjak. Jika diberi kuasa penuh kepada Sarong-Kasmir, tentu sudah punya konsep utama untuk bangun Matim. Kami sudah siap bangun Matim. Untuk mendatangkan uang dari pusat ke Matim, Sarong-Kasmir, tidak dengan pendekatan preman, tapi pendekatan lobi,” kata Kasmir.
Untuk diketahui, kampanye akbar paket Sarong-Kasmir dihadiri belasan ribu massa pendukung dari sembilan kecamatan.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba