Borong, Vox NTT-Pastor Aventinus Saur, SVD, Koordinator Kelompok Kasih Insanis, grup yang berbasis di Ende dan memberi pelayanan khusus pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengirm nota terbuka untuk Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula.
Nota tersebut ditulis Pastor Avent lantaran Bupati Dula dinilai tidak peduli dengan nasib warga yang dililit derita gangguan jiwa di Kabupaten Manggarai Barat.
Menurut Pastor asal Kabupaten Manggarai Barat itu, sentuhan kebaikan Bupati Dula belum dirasakan oleh sekian banyak ODGJ.
Berikut isi nota terbuka Pastor Avent Saur untuk Bupati Dula yang salinannya diperoleh VoxNtt.com.
Bapak yang terhormat, sudah dua periode Bapak memerintah di Manggarai Barat (Mabar), Flores.
Sentuhan kebaikan dari pemerintahan Bapak di daerah yang memiliki Komodo sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia, belum dirasakan oleh sekian banyak wargamu yang dililit derita gangguan jiwa.
Wargamu yang saya lihat sebagai orang miskin yang tersingkir dalam pelbagai aspek tersebar di mana-mana, baik di kota wisata, Labuan Bajo, maupun di pelosok-pelosok Mabar.
Mereka bergelandang di kota, dan di kampung-kampung. Mereka mengurung diri di kamar dalam rumah, atau juga sengaja dikurung oleh keluarganya.
Lebih lagi, mereka dipasung, entah satu kaki, dua kaki, entah juga sekalian dua kaki dan satu tangan, sebagaimana tampak dalam gambar wargamu di Desa Robo, Kecamatan Welak, Mabar.
Warga ini menderita dalam pasungan bertahun-tahun, sementara Bapak selalu berbicara tentang politik kesejahteraan baik di ruang DPRD maupun di pelbagai tempat termasuk saat berjumpa dengan rakyat.
Warga ini pilu di pondok berdindingkan ujung-ujung bumi, dengan atap dua lembar seng usang dan dengan beralaskan papan kasar, sementara Bapak yang sudah dua periode memerintah nyaman di rumah dan kantor mewah karena dipilih oleh rakyat.
***
Saya membayangkan, Bapak sebagai Bupati dan Ibu sebagai wakil bupati, kurang terlalu sulit jika berkomitmen untuk mewujudkan keadilan sosial bagi warga Mabar, khususnya bagi warga yang selama ini Bapak abaikan.
Tinggal perintahkan Dinas Kesehatan, lalu Dinkes perintah para kepala puskesmas, demikian juga Dinas Sosial, untuk mendatakan warga-wargamu itu, menjadi titik awal keadilan sosial itu.
Kemudian rapatkan keputusan dengan DPRD untuk mengalokasikan anggaran buat pengadaan obat bagi mereka.
Sudah sejak 2016 lalu, pada Dinkes dan puskesms sudah ada program kesehatan jiwa. Masa program itu sekadar formalitas, dan pegawai yang memegang program itu hanya memegang kaku tanpa bereksekusi.
Entah hingga kapan, Bapak?
Sebagai sebuah Nota, sekian dulu ya. Berharap suatu waktu nanti kita akan berjumpa untuk bersama-sama menyentuh warga gangguan jiwa yang mungkin di mata Bapak, mereka kalah dalam pergumulan hidupnya. Sebaliknya pada mata saya dan relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) NTT mereka sama sekali belum kalah.
Salam keadilan.
________________
Avent Saur SVD
Asal Mabar, tinggal di Ende
Ende, 26 Juni 2018
#KKI
#KelompokKasihInsanis
#PeduliOrangdenganGangguanJiwa
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba