Mbay, Vox NTT-Nagekeo memiliki keanekaragaman seni dan budaya tradisional yang harus terus dijaga dan dilestarikan dari genarasi ke generasi.
Berbagai seni dan budaya adalah salah satu sarana penyampaian informasi kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan wakil bupati Nagekeo, Paulinus Yohanes Nuwa Veto dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan dialog publik melalui media pertunjukan rakyat. Dialog publik itu berlangsung di halaman SMK SPP St Isidorus Boawae, belum lama ini.
Menurut Wabup Paul, seni budaya tradisional perlu dilestarikan sebagai sebuah upaya untuk tetap mempertahankan jati diri sebagai orang Nagekeo.
“Sehingga kita tidak tercerabut dari akar budaya kita,” katanya.
Wabub Paul mengatakan, budaya adalah kekayaan bangsa dan warisan luhur nenek moyang yang harus dijaga kelestariannya.
Meski berada dalam pusaran modernisasi di setiap aspek kehidupan dan kerap dihadapkan pada gempuran globalisasi akibat teknologi yang terus berkembang, namun upaya pelestarian budaya tradisional sangatlah penting.
Menurut dia, gempuran arus globalisasi telah banyak menggerus nilai-nilai budaya yang ada. Arus globalisasi juga telah memengaruhi pelestarian kesenian tradisional.
Dia menambahkan, adaya pergeseran kepentingan, lunturnya kearifan lokal, dan derasnya arus informasi dan teknologi telah menyebabkan hilangnya sebagian nilai seni budaya yang ada.
Realita yang dialami itu adalah fakta umum dari setiap klaster budaya di Kabupaten Nagekeo.
Untuk itu perlu pengembangan dan pelestarian dalam rangka menghidupkan kembali kesenian tradisional Nagekeo.
Dengan demikian keanekaragaman seni dan budaya menjadi identitas ke-Nagekeo-an akan tetap lestari sepanjang masa.
Untuk melanggengkan nilai-nilai seni dan budaya luhur itu, lanjut Wabub Paul, pemerintah tetap berupaya melalui program kerja strategis, khususnya kepada generasi muda.
Upaya itu dilakukan agar generasi muda selalu sadar akan keberagaman budaya dan menciptakan kehidupan yang harmonis, memupuk nilai penuh persaudaraan dan rasa saling menghargai antara budaya dan suku bangsa satu dengan lainnya.
Dia menambahkan, dewasa ini dengan kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara, pengamalan sila-sila pancasila menjadi hal mutlak untuk dilakukan.
Terlebih saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan bebagai permasalahan baik politik, sosial, ekonomi, budaya maupun ancaman intoleransi lainnya hingga ke arah hilangnya jati diri bangsa yang beradab.
Permasalahan-permasalahan tersebut, merupakan ancaman serius dan berdampak pada konflik hubungan antar dan inter komunitas masyarakat, serta melemahnya laju pertumbuhan pembangunan di setiap sektor.
Hal ini tentu saja menjadi perhatian semua pihak. Sebab kelestarian kebudayaan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Tetapi tanggung jawab semua pihak, khususnya generasi muda yang merupakan aset bangsa.
“Kita tidak mungkin membiarkan terjadinya penggerusan nilai-nilai budaya yang berlangsung terus menerus secara masif dan sistimatis, sehingga seolah-olah terjadi pembiaran terkikisnya nilai budaya kita,” kata Wabup Paul.
Kata Wabup Paul, sangatlah prihatin ketika generasi muda saat ini lebih tertarik pada budaya moderen dan meninggalkan budaya tradisional warisan leluhur.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba