Kupang, Vox NTT-Ketua STFK Ledalero yang baru, Dr. Otto Gusti Madung, dalam sambutannya menyebut filsafat berkontribusi penting di era revolusi 4.0 yang sekarang dihadapi dunia. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan digital economy, artificial inteligence dan robotic.
Hal ini disampaikan Pater Otto saat dirinya dilantik menjadi ketua Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero periode 2018-2022 oleh ketua Yayasan Persekolahan Santu Paulus Ende, di Aula Santu Thomas Aquinas STFK Ledalero, Sabtu (18/08/2018).
Otto Gusti mengatakan, para filsuf dan teolog biasa mendapat julukan sebagai cendekiawan tahu banyak tentang sedikit. Akan tetapi, era cendekiawan ‘tahu banyak tentang sedikit’ ini sudah berlalu. Dunia kerja era industri 4.0 menuntut spesialisasi dari calon tenaga kerja.
Mantan Puket I STFK Ledalero itu juga menambahkan, cendikiawan ideal di masa kini adalah cendikiawan Fachidiot.
“Era bagi para generalis dan waktu bagi para cendekiawan yang tahu banyak tentang sedikit sudah berlalu. Dunia kerja yang saat ini sangat kompetitif menuntut spesialisasi dari calon tenaga kerja. Bahkan, dewasa ini, prototipe ideal cendekiawan di era kini adalah cendikiawan Fachidiot, yakni orang yang ahli sekali dalam bidangnya tetapi menjadi idiot untuk bidang yang lain,” demikian kata Otto Gusti, seperti dilansir dari laman resmi STFK Ledalero, www.stfkledalero.ac.id.
Meski tengah mengalami pergeseran posisi, Alumnus Hochschule für Philosophie, Munchen Jerman itu menjelaskan, belajar filsafat tetap memiliki kontribusi penting untuk era industri 4.0.
Otto Gusti menyebut salah satu peran filsafat misalnya diperlukan sebagai strategi budaya.
“Filsafat dan teologi diperlukan sebagai strategi budaya. Pembanganun ekonomi dan teknologi tanpa strategi budaya akan menciptakan masyarakat yang inhuman, masyarakat barbar dan berfungsi berdasarkan logika hukum rimba,” terang Otto.
Dikatakan Otto, budaya dimengerti sebagai orientasi etis atau visi dasar yang menata sebuah masyarakat agar menjadi lebih bermakna.
“Karena itu filsafat dan teologi tetap kontekstual terutama dalam menawarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan manusia dewasa ini,” tegas Doktor Filsafat kelahiran Lengko Elar, Manggarai Timur, 20 Mei 1970 itu.
Selain itu Otto menjelaskan, filsafat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang kritis, kreatif dan mandiri.
“Filsafat adalah metode berpikir kritis dan mandiri. Tantangan dan perubahan zaman hanya dapat dihadapi secara kreatif oleh pribadi yang mandiri, kritis dan terbuka terhadap peluang-peluang baru. Di sini, filsafat dapat memberikan kontribusi yang berarti,” kata Otto.
Untuk diketahui, upacara pelantikan ketua STFK Ledalero yang baru ini diawali dengan misa pembukaan tahun akademik 2018/2019 yang dipimpin oleh Pater Alfons Mana, SVD dan didampingi oleh Superior General SVD terpilih Pater Paulus Budi Kleden, SVD.
Turut hadir pula Provinsial SVD Ende, Pater Lukas Jua, SVD, Preses Seminari Tinggi Ritapiret, RD. Philipus Ola Daen, Pr., serta puluhan imam konselebrantes lainnya.
Misa juga dihadiri oleh segenap civitas akademika STFK Ledalero dan dimeriahkan oleh koor dari Konvik Seminari Tinggi Ledalero.
Sedangkan pada saat upacara pelantikan turut hadir juga Penjabat Bupati Sikka, Kapolres Sikka, unsur FORKOPIMDA, kepala dinas PPO Kabupaten Sikka, para dosen dan mahasiswa-masisiswi STFK Ledalero.
Penulis: Tarsi Salmon
Sumber: www.stfkledalero.ac.id
Editor: Irvan K