Borong, Vox NTT- Maria Angela Fontanella Limut (5), bocah perempuan asal Ntaur, Desa Sanolokom, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) digigit anjing yang diduga sudah terinfeksi rabies, Kamis (10/1/2019), sekitar pukul 17.30 Wita.
Peristiwa tersebut terjadi di depan rumah Dominikus Giu, seorang warga Kampung Ntaur. Anjing yang menggigit Angela diketahui milik Dominikus.
Akibat digigit anjing, Angela mengalami luka sobek besar pada bibir bagian bawah, pipi, dan hidung.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, pada saat kejadian Dominikus bersama anggota keluarganya sedang berada di dalam rumah mereka.
Menurut Angela, saat dirinya teriak minta tolong karena diserang anjing, tak ada satu orang pun yang keluar dari rumah Dominikus.
Beberapa saat kemudian, Angela akhirnya berhasil diselamatkan warga bernama Gonsa dan Anggong.
”Yang menyaksikan itu adalah Gonsa, Lis, Neli, dan Anggong. Gonsa dan Anggong yang pertama kali menolong saya,” aku Angela dengan nada terbata-bata.
Mendengar berita tersebut, Heronimus Hambur (37), ayah Angela langsung bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP).
Sesampai di TKP yang tak jauh dari rumahnya, Roni sapaan akrab Heronimus Hambur malah langsung diserang anjing tersebut.
Roni berkisah, seekor anjing tersebut langsung lompat menerkamnya di bagian leher. Beruntung ia cepat menghindar dan hanya mendapat cakaran pada dua tangannya.
Sekitar pukul 19.00 Wita, ia kemudian lari dan membawa anaknya ke Puskesmas Borong untuk mendapat pertolongan medis.
Mereka tiba di puskesmas yang terletak di pusat Kota Borong itu sekitar pukul 21.30 Wita.
Karolina Mena, salah seorang petugas medis di Puskesmas Borong mengatakan, luka yang diduga digigit anjing rabies tersebut tidak boleh dijahit dan ditutup.
Hal itu dibuat agar racun rabies bisa keluar dari dalam tubuh.
“Anjing yang menggigit pada bagian muka itu, karena memang melalui muka racun itu mudah tersebar melalui saraf-saraf,” kata Karolina Mena saat dijumpai di ruangan kerjanya, Minggu (13/1/2019).
Siap Bertanggung Jawab
Keluarga korban meminta pertanggungjawaban dengan mendatangi rumah pemilik anjing, Dominikus Giu pada Sabtu malam (12/1/2019).
Dalam keterangannya, Yuliana Moe istri Dominikus mengaku siap bertanggung jawab atas kejadian ini, termasuk biaya perawatan Angela di rumah sakit.
“Kami siap bertanggunghawab untuk kejadian ini. Perawatan rumah sakit dan akibat dari tindakan hewan peliharaan kami. Angela anak di Lin anak daku kole (Angela anaknya Lin, anak saya juga). Saya siap bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar Yuliana Moe, istri Dominikus.
Saat membicarakan masalah tersebut, Dominikus sendiri sedang tidak berada di rumahnya. Menurut istrinya, Dominikus sedang berada di kebun Nggori untuk menjaga babi hutan.
”Ngancek gega agu rantang hia kejadian hoo (Dia kaget dan sudah takut dengan kejadian ini,” kata Yuliana.
Salah seorang anggota keluarga Angela berharap agar peristiwa tersebut dapat membuka mata dan hati Pemerintah mulai dari Desa Sanolokom, Kecamatan Rana Mese, hingga Kabupaten Matim.
Keluarga Angela berharap pula agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata agar tidak ada lagi korban lain akibat gigitan anjing.
Kepala Dusun Ntaur, Eduardus Sehua dalam kesempatan tersebut mengaku, Pemerintah Desa Sanolokom pernah mengimbau agar warga tidak boleh lagi memelihara anjing.
“Bagi yang memiliki anjing segera dibunuh,” tegas Eduardus.
Senada dengan Eduardus, Damasus Ketua RT 1 Kampung Ntaur menyatakan, hewan piaraan anjing memang harus dimusnahkan.
“Daripada manusia nanti banyak yang jadi korban gigitan anjing dan bisa saja nanti manusia bertingkah seperti anjing, jika setelah digigit anjing rabies,” ujar Damasus.
Untuk diketahui, hingga kini Angela tampak mengalami trauma berat saat melihat anjing atau binantang lain. Bahkan, melihat anjing dalam televisi saja Angela tampak takut.
KR: Selvianus Hadun
Editor: Ardy Abba