Bajawa, Vox NTT- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Stefanus Cabang Ngada dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ngada berunjuk rasa di depan kantor DPRD setempat, Rabu (12/06/2019).
Mereka berunjuk rasa menuntut beberapa persoalan di Kabupaten Ngada. Itu antara lain; PMKRI dan GMNI mendesak pemerintah dan DPRD serta partai pengusung segera memroses usulan dan pelantikan wakil bupati Ngada.
Pasalnya, sejak wakil bupati Paulus Soliwoa dilantik menjadi Plt. Bupati Ngada, jabatannya mengalami kekosongan.
Tuntutan lain dari PMKRI dan GMNI yakni mendesak agar segera melantik Sekda Ngada.
Mereka juga mendesak segera mengusut tuntas persoalan revitalisasi Pasar Bobou yang hingga kini belum maksimal. Sebab, hingga kini terkesan ada upaya pembiaran ada pasar kecil di wilayah Kota Bajawa.
PMKRI dan GMNI juga mempertanyakan keberlanjutan pemanfaatan bekas Pasar Inpres Bajawa.
Selain itu, PMKRI dan GMNI menuntut penyelesaian kasus Undana Bajawa yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
Setelah melakukan orasi di depan Kantor DPRD Ngada, massa aksi kemudian diizinkan masuk ke ruang sidang paripurna.
Di ruang rapat, massa aksi diterima oleh pimpinan dan 6 anggota DPRD Ngada. Keenamnya yakni; Dorothea Dhone, Hermens Fua, Marsel Nau, Veronika Ule, Petrus Ngabi dan Kristoforus Loko.
Pimpinan DPRD Ngada Dorothea Dhone menyambut baik aspirasi PMKRI dan GMNI. Kendati demikian, ia mengaku tidak semua anggota dewan hadir untuk menerima massa aksi karena sedang bertugas ke luar daerah.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba
Baca Juga: Anas Undik, Janda yang Bertahan Hidup di Tengah Gempuran Kemiskinan