Borong,VoxNtt.com–Cunca Rede merupakan salah satu obyek wisata air terjun yang sangat indah yang terletak di Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Rasa Mese Kabupaten Manggarai Timur (Matim),Flores, Nusa Tenggara Timur.
Di Desa Sano Lokom sendiri, selain Cunca Rede, ada juga Cunca Ncuar. Air Terjun yang sangat berdekatan ini memiliki keindahan tersendiri.
Pemandangan sekeliling air terjun itu sangat menarik karena terdapat areal persawahan dan kebun Kopi milik warga. Apalagi didukung oleh letak air terjun yang berada di tengah-tengah hutan.
Setiap minggunya di saat musim libur bagi wisatawan manca negara, obyek wisata dengan air terjun yang ketingginya mencapai 70 meter itu, cukup ramai dikunjungi wisatawan.
Air terjun Cunca Rede ini bernaung di bawah Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng (TWAR) yang dikelolah oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Ruteng.
Air terjun ini merupakan air terjun tertinggi di Flores, dengan ketinggian mencapai 70 meter.
Untuk menuju ke obyek wisata Cunca Rede,dapat ditempuh perjalanan 2,5 Jam dari Borong,ibu Kota Kabupaten Matim.
Bagi wisatawan yang datang dari arah Labuan Bajo,ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),pengunjung harus berbelok kanan di Kampung Paka, Desa Sita, Kecamatan Rana Mese.
Dalam perjalanan menuju ke Cunca Rede, wisatawan pasti menikmati pemadangan yang indah dengan bukit yang indah serta sawah-sawah yang ada diseputar perkampungan kecil.
Namun, keindahan yang mempesona Cunca Rede tidak didukung dengan infrastruktur jalan yang bagus.
Pengunjung harus mengunakan kendaraan roda dua dan anggkutan pedesaan (Colt diesel), dikarenakan kondisi jalan yang sebagiannya sudah rusak dan memprihatinkan.
Kondisi sebagian jalan masih jalan telford atau jalan batu. Tahun 2009, lalu,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pernah mengkucurkan dana miliaran rupiah untuk pengerjaan lapen,namun kualitas pengerjaan jalan yang tidak berkualitas, berlahan-lahan jalan rusak, sehingga kendaraan pribadi atau roda empat sangat susah untuk dapat sampai di Kampung Ntaur.
” Kondisi jalan yang belum diaspal sehingga sangat susah kendaraan pribadi masuk ke Kampung Ntaur. Kecuali mengunakan roda Dua (Motor) atau angkutan pedesaan,” ujar Fransiskus Jebeot,warga Kampung Ntaur.
Selain jalan menuju dari Persimpangan Paka menuju Kampung Ntaur yang buruk, Jalan dari Kampung Ntaur menuju Air terjun juga masih jalan stapak.
Seharusnya, jika Cunca Rede masuk dalam daftar obyek wisata andalan Matim,sebaiknya Pemkab Matim harus menata dengan baik jalan dari Kampung Ntaur menuju Air Terjun.
“Sekitar 1,5 KM jarak dari Kampung Ntaur menuju Cunca Rede. Saai ini,wisatawan masih mengunakan jalan stapak yang seadaanya,jika musim hujan pasti licin,” ujar Jebeot.
Menurutnya, tiga tahun terakhir, Pemkab Matim sudah memberikan perhatian ke wilayah Ntaur.
Seperti pembangunan dua jembatan pada tahun 2014 lalu dan Jalan Lapen dari Cabang Paka sampai di Kampung Nantal,Desa Sita.
Pada Tahun 2016 lalu, ada pelebaran jalan dari Kampung Nantal sampai ke Kampung Rama.
“Mudah-mudahan, Pemkab Matim sampai tuntas pengerjaan proyek jalan lapen sampai di Kampung Ntaur. Jika, kondisi jalan tidak diperbaiki, tidak ada guna Keberadaan Cunca Rede di Kampung Ntaur, karena tidak bermanfaat bagi warga,” ujar Jebeot.
Warga lainnya, Alex Hadir mengatakan, jalan menuju Kampung Ntaur harus terus diperhatikan Pemkab Mabar.
Sebab,selain adanya obyek wisata Cunca Rede,di Ntaur,Desa Sano Lokom juga mempunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),sehingga sangat dibutukan perbaikan dan pelebaran jalan agar semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung di Ntaur.
Begitu juga untuk mobilasi perlalatan milik PLTA,sehingga diperlukan akses jalan masuk yang sangat baik,” katanya.***(Sat/VoN)
Foto Feature: Cunca Rede dan kondisi jalan ke kampung Ntaur