Labuan Bajo, Vox NTT- Transportasi online bernama Bonceng kini hadir di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kehadiran Bonceng di Labuan Bajo dikabarkan menambah dukungan untuk kemajuan pariwisata di kota ujung barat Pulau Flores itu.
Manajer Bonceng Fidelis Sukur mengajak masyarakat atau ojek konvesional untuk bergabung bersama transportasi online Bonceng.
“Kita harus akui bahwa kita hidup di era teknologi. Karena itu ke depanya teknologi menjadi sebuah kebutuhan dasar. Seperti transportasi online. Karenanya saya mengajak masyarakat Flores untuk bersama menggunakan ttansportasi online Bonceng karya anak bangsa ini,” ajak Fidelis saat ditemui VoxNtt.com, Kamis (12/09/2019).
Ia mengaku sampai dengan saat ini respon masyarakat Mabar untuk menggunakan aplikasi ini sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan pengguna aplikasi Bonceng yang sudah mencapai 2000 orang.
“Respon masyarakat sangat baik. Penggunanya sampai sekarang sudah 2000 orang,” ungkap Fidelis.
Ia pun optimistis aplikasi Bonceng ini akan berkembang lagi hingga ke kabupaten-kabupaten lainnya di daratan Flores.
“Untuk sekarang kita masih fokus di Labuan Bajo. Tapi nanti seluruh kabupaten di seluruh Flores kita terapkan ini,” katanya
Fidelis menambahkan hingga saat ini, pihaknya terus membenahi sistem agar tidak ada kendala pada saat peluncuran resmi.
“Memang kita sudah mulai operasi, hanya saja itu juga bagian dari perkenalan Bonceng sendiri kepada masyarakat. Kita terus benahi sistem agar tidak kendala pada saat peluncuran resmi nantinya,” tutup dia.
Untuk diketahui, Bonceng memiliki tarif berbeda dengan aplikasi lain. Tarif yang dikenakan bukan lagi per kilometer perjalanan, melainkan harga cluster berdasar radius jarak perjalanan yang dikelompokkan dalam beberapa harga yang bulat. Mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 15.000, Rp 20.000 dan seterusnya.
Selain itu, hal lain yang menjadi pembeda antara Bonceng dengan aplikasi lain adalah konsumen dapat memesan layanan penjemputan sesuai dengan waktu yang diinginkan hingga tujuh hari ke depan.
Konsumen bisa memesan lebih awal sesuai jam yang diinginkan. Contohnya, bila konsumen hendak pergi ke sebuah tujuan pada pukul 10.00 WIta, mereka bisa memesan beberapa jam sebelumnya.
Ketika waktunya berangkat, konsumen tidak perlu sibuk memesan dan menunggu jemputan dalam waktu yang cukup lama.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba