Ruteng, Vox NTT – Akhir-akhir ini, kasus pembuangan bayi di Kota Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai ramai diperbicangkan, baik di media sosial maupun di kalangan masyarakat.
Tak sedikit warganet yang berkomentar tentang kasus itu. Mereka menghujat dan mencaci maki pelaku. Ada juga netizen dan warga yang tetap memberikan komentar yang besifat edukasi.
Praktisi psikolog Jefrin Hariyanto mengatakan setiap kejadian seperti ini adalah gambaran bahwa masyarakat, anak-anak, dan mahasiswa-mahasiswi dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Bahkan menurut dia, kejadian ini merupakan fenomena gunung es karena kebetulan saja terungkap ke publik.
“Praktik aborsi sedang memperlihatkan perilaku seks bebas yang mengkhawatirkan di kalangan remaja. Saya selalu berharap kejadian seperti ini bisa menggangu kenyamanan tidur malamnya para pemilik otoritas di wilayah kita,” ungkapnya kepada VoxNtt.com, Jumat (25/10/2019).
Menurut Alumnus UGM itu harus ada rembuk bersama untuk mengurai soal-soal seperti ini, yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Sebab, menurut dia pelaku bisa jadi juga korban dari ketidakpahamannya tentang konsep relasi dan konsep seksual yang bertanggung jawab.
“Bahwa pelaku bersalah, harus kita akui, tapi perlu juga digali informasinya, siapa tahu dia sebagai korban yang terpaksa melakukan itu karena ditekan, atau karena pihak laki-laki tidak mau bertangung jawab,” katanya.
Situasi kekalutan lanjut dia, biasanya menyerang mereka-mereka yang didera oleh rasa takut yang berlebihan.
Sehingga keputusannya cenderung membabi buta dan penuh kepanikan.
Sebenarnya Kota Ruteng, kata Jefrin, sudah tidak ramah lagi untuk mereka yang terkena masalah. Tidak ada lagi bahu untuk bersandar dan telinga untuk mendengar.
“Kota kita kehilangan “pendengar” yang baik, karena menurunnya tingkat kepedulian pada orang lain. Dalam istilah saya, mereka butuh tempat dan rumah untuk berbagi, untuk menangis dan untuk berkeluh. Kejadian seperti ini ataupun kejadian bunuh diri, karena kota kita tidak lagi ramah untuk mereka yang terkena masalah,” ujarnya.
“Pesan saya kepada banyak pihak di kota ini, jangan pernah menghardik gelap, nyalahkan saja lilinmu biar terang,” tambahnya lagi.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba