Ruteng, Vox NTT- Bupati Manggarai Deno Kamelus meresmikan penyalaan listrik desa pada 8 desa di Kecamatan Cibal, Kamis (27/02/2020).
Peresmian penyalaan listrik dengan program “Nera” Manggarai pada 8 desa tersebut berpusat di depan Gereja Paroki Beamese, Desa Beamese, Kecamatan Cibal.
Sementara ke-8 desa yang mulai menikmati listrik tersebut ialah, Desa Beamese, Barang, Pinggang, Golo, Perak, Lando, Langkas, dan Ladur.
Pantauan VoxNtt.com, rombongan Bupati Deno tiba di depan Gereja Paroki Beamese pukul 10.20 Wita. Para tua adat kemudian menerima Bupati Deno dan rombongan dengan kepok tiba (acara adat penerimaan tamu).
Deno dalam sambutannya mengatakan, sejak periode pertama tahun 2005-2010, dia dengan mantan Bupati Manggarai Christian Rotok berkonsentrasi membangun jalan raya.
Pembangunan ini berdasarkan usulan dari kebanyakan masyarakat Manggarai yang kemudian dikategorikan Bupati Deno sebagai “pembangunan untuk kepentingan umum”.
Di depan ratusan masyarakat yang hadir, Bupati Deno membeberkan data perkembangan pembangunan jalan di Kabupaten Manggarai.
Kondisi pada saat ia menjadi Bupati Manggarai pada tahun 2015 lalu, total panjang jalan di Kabupaten Manggarai yakni 1.600 kilometer lebih. Itu terdiri dari pembangunan jalan hotmiks, aspal, batu dan tanah.
“Lalu selama 4 tahun ini (2015-2019), tentu pembukaan jalan baru sedikit. Yang buka jalan baru banyak desa, yang dibuka oleh kabupaten hanya 103 kilometer jalan tanah. Tapi yang kepala desa buka banyak dan belum saya hitung,” jelas Bupati yang berpasangan dengan Victor Madur itu.
Dari total 103 jalan tanah selama tahun 2015-2019, beber dia, setelah dihitung sedikitnya sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 26 Miliar.
Selain jalan tanah, Pemkab Manggarai sejak tahun 2015 sudah membangun jalan hotmiks sepanjang 113 kilometer, dengan menelan anggaran sebesar Rp 169 Miliar lebih.
Kemudian, pembangunan dari jalan telford ke aspal sejak tahun 2015 yakni sepanjang 323 kilometer, dengan menelan anggaran sebesar Rp 317 Miliar.
Kemudian dari jalan tanah ke telford, totalnya sebanyak 77 kilometer, dengan menelan anggaran sebesar Rp 32 Miliar. Lalu, total pemeliharaan jalan sejak tahun 2015-2019 mencapai 207 kilometer, dengan menelan dana sebanyak Rp 82 Miliar.
“Akhirnya total pembangunan jalan telford, tanah, aspal, hotmiks selama 4 tahun saya lanjut perencana yang saya sudah buat dengan pak Kris total uang yang dihabiskan 628 Miliar,” ujarnya.
Menurut Bupati Deno, salah satu dampak dari pembangunan jalan tersebut ialah listrik bisa masuk ke desa-desa.
“Sederhana saja yang sampaikan tadi, kita tidak mungkin membangun listrik, misalnya tiang-tiang (listrik) dipikul sampai ke kampung-kampung kalau seandainya tidak (dibangun) infrastruktur jalan,” terang Ketua DPD PAN Manggarai itu kepada sejumlah awak media usai peresmian penyalaan listrik masuk desa.
Menurut Deno, listrik merupakan program pemerintah. Ketika arus listrik ini masuk ke desa-desa, maka pasti industri-industri kecil bisa bertumbuh.
Sebab itu, ia meminta masyarakat agar ikut menjaga fasilitas milik PLN tersebut. Misalnya tidak menanam pohon dekat kabel listrik atau menebang pohon yang tumbuh di dekat kabel listrik.
Sementara itu, Aji Wirawan, Supervisor transaksi energi PLN ULP Ruteng dalam sambutannya menjelaskan, peresmian listrik ke-8 desa tersebut juga dalam rangka penyambutan pelantikan Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat yang rencananya akan berlangsung pada 19 Maret mendatang.
Pastor Sipri sendiri berasal dari Kampung Boncu Kode, Desa Perak, Kecamatan Cibal.
“Sengaja kami undang pemerintah dan DPRD dan masyarakat, selain dalam menyambut pentahbisan Uskup, juga untuk mengenalkan program one day service pasang baru “Nera” Manggarai,” ucap Wirawan.
Ia menjelaskan, program “Nera” Manggarai merupakan program milik PLN ULP Ruteng. “Nera” merupakan akronim dari Naikan Elektrifikasi Rasio.
Wirawan menambahkan, berdasarkan survei independen dari Universitas Udayana Bali, per tahun 2019 total rasio elektrifikasi di Manggarai sebesar 95,61 persen, dan termasuk yang tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari total tersebut, kata dia, sebanyak 55,31 persen Renewable Energy (RE) PLN dan 37 persen RE non PLN. Sementara rasio elektrifikasi desa berlistrik sebesar 92,98 persen dari 172 desa di Manggarai.
Wirawan pun meminta masyarakat dan pemerintah untuk bersama-menjaga aset listrik ini.
“80 persen gangguan kelistrikan tahun 2019 yakni gangguan internal yakni pohon tumbang akibat angin,” terang Wirawan.
Penulis: Ardy Abba