Maumere, Vox NTT-Jumlah kasus DBD di Sikka terus meningkat. Sampai dengan Rabu (04/03/2020) jumlah kasus mencapai angka 1085, 11 di antaranya berujung kematian.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari awal Januari 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Pet Herlemus mengatakan, jumlah yang dirawat mulai mengalami penurunan.
“Saat ini ada 130-an pasien yang sedang dirawat. Di RSUD TC Hillers ada 75 sementara sisanya di RS Kewapante, RS Lela dan Puskesmas-Puskesmas,” terang Pet pada Rabu (04/03/2020) di Kota Uneng.
Baca Juga: 11 Orang Meninggal, Dinkes NTT Kirim Dokter Tambahan ke RS T.C.Hillers Maumere
Kasus kematian pertama terjadi pada Selasa (07/01/2020) lalu dengan korban atas nama Elisabeth Marsela (1) asal Talibura.
Kematian terkahir terjadi pada Sabtu (29/02/2020) dengan korban dua anak. Kedua anak malang tersebut adalah Sisilia Intan Sedu (11) asal Magepanda dan Alicia Natalin Joselin (3) asal Nele.
Pada 21 Januari 2020 lalu, Bupati Sikka menetapkan status KLB. Masa KLB telah diperpanjang sebanyak 2 kali.
Selain memakan korban, DBD di Sikka juga menguras APBD. Dana sebesar Rp 1,8 miliar lebih yang dialokasikan untuk KLB DBD telah habis terpakai untuk KLB tahap pertama dan kedua.
Baca Juga: Anak Penderita DBD Kembali Meninggal di RSUD Atambua, Jumlah Kasus Bertambah
Jumlah tersebut digunakan untuk belanja logistik pemberantasan DBD, makan minum tenaga medis dan pembayaran klaim rumah sakit.
Dinas Kesehatan kembali mengusulkan anggaran sebesar Rp 1,9 miliar untuk penangan DBD.
Sebelumnya, pada Minggu (1/3/2020) Kementerian Kesehatan RI mengirimkan tim berjumlah 10 orang dokter untuk membantu penanganan pasien DBD di Sikka.
Baca Juga: Video: Duel Seru Gampar vs Jeramun di Kantor Bupati Mabar
Penulis: Are De Peskim
Editor: Boni J