Kupang, Vox NTT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes Rumat turut berkomentar terkait penelantaran ribuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang ditemukan di tempat sampah di Wae Kesambi, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT, Kamis, 5 Maret 2020 lalu.
Rumat bahkan menyebut pelakunya pelecehan terhadap negara.
“Saya kira pelakunya pelecehan terhadap negara. Manakala kartu itu asli, itu dikirim dari Jakarta melalui pemerintah daerah,” tegas Rumat saat diwawancarai VoxNtt.com, di Kantor DPRD NTT, Senin (16/03/2020) kemarin
Sekretaris Komisi V DPRD NTT itu menegaskan, yang paling bertanggung jawab soal KIP tersebut adalah kepala daerah dalam hal ini Bupati Manggarai Barat.
“Tentu melalui dinas teknisnya. Apakah di dinas pendidikan atau dinas sosial,” tutur Rumat.
Menurutnya, tujuan akhir dari KIP adalah untuk membantu masyarakat agar bisa mengurangi beban.
“Nah, kalau yang terjadi adalah sengaja pelecehan negara, saya kira di sini butuh kejelihan aparat. Apakah itu Jaksa, hakim, polisi,” ungkap Rumat.
Kalau dilihat dari ribuan KIP yang dibuang itu tegas dia, ada niat lain yang terselubung.
“Katakanlah, menghilangkan barang bukti lewat kartu KIP itu. Tetapi uangnya tidak dihilangkan. Nah, kalau itu persoalannya kepala wilayah yang harus bertanggung jawab sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Ia mengatakan, kalau kartunya secara fisik itu dibuang ke tong sampah, maka uangnya harus diselidiki oleh aparat.
“Kartu apalah artinya kartu. Tetapi uangnya itu pasti terlacak pada waktunya. Katakanlah nama si A, tempat asalnya itukan jelas. Kalau itu sudah menjadi jelas, saya kira mudah polisi, Jaksa masuk. Siapa pelakunya,” pungkasnya.
Ia bahkan mendorong polisi dan jaksa agar bisa mengecek
“Masuklah, jangan jadi penonton. Tapi dia sebagai orang bertanggung jawab penentu siapa yang salah, siapa yang benar,” harapnya.
DPRD kata Rumat, hanya mengawasi jalannya roda pemerintahan.
“Salah satunya dengan temuan KIP itu dibuang di tong sampah. Tugas kami mengimbau, mengingatkan pemerintah. Lalu merucut tugas polisi itu melacak, mencari tahu. Siapa pelakunya. Saya kira tidak susah kok. Karena pasti tau nanti, uangnya di mana. Jangan sampai barangnya dibuang, uangnya diambil,” katanya.
Rumat meyakini KIP yang ditemukan di tempat sampah itu tidak datang dengan sendirinya.
“Pasti ada orang yang membawa, memproses dan lain sebagainya. Kenapa pemerintah merasa itu sulit. Barang ini sudah jelas. Siapa yang terbit, siapa yang melakukan untuk sampai kepada yang berhak,” tutup Politisi PKB itu.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba