Maumere, Vox NTT-Bagi kebanyakan orang, selalu berada di rumah selama masa karantina akibat Covid-19 bisa menyebabkan kejenuhan.
Fenomena itu ternyata tidak berlaku bagi semua orang. Tinggal di rumah dan bekerja dari rumah ternyata bisa memberikan banyak waktu tambahan dan meningkatkan produktivitas. Salah satunya dirasakan pasangan suami istri Ignasius Irvanto C. Say dan Maria Asriyani Pare.
Lantaran COVID 19 mereka jadi punya cukup waktu untuk membuat minyak kelapa murni atau yang dikenal dengan VCO (Virgin Coconut Oil).
Irvanto, sang suami adalah pendamping desa di Kecamatan Waigete. Sementara sang istri, Asriyani bekerja sebagai staf di Bawaslu Sikka.
Kepada VoxNtt.com beberapa waktu lalu di kediamannya di Gang Flobamora, Jalan Brai, pria muda yang biasa disapa Iponk tersebut mengaku mereka tetap bekerja sebagaimana biasa.
“Awalnya jenuh. Banyak waktu luang. Kami putuskan untuk kembali membuat VCO,” terangnya.
Sebelumnya pandemi COVID-19 muncul mereka sudah beberapa kali membuat VCO tetapi tidak rutin. Hasilnya pun terbatas untuk konsumsi keluarga dan sebagian kecil dijual.
Sementara itu, Asriyani mengaku pilihan jatuh pada VCO karena bahan bakunya mudah didapat dan cara pengerjaannya tidak rumit.
“Berkhasiat juga untuk kesehatan jadi pas untuk menghadapi Corona,” Asriyani berseloroh.
Bahan bakunya hanya kelapa. Tidak sulit mendapatkan kelapa sebab mereka punya beberapa pohon kelapa di kebun yang letaknya tak jauh dari kota yang kapan saja bisa diambil buahnya.
“Kita fermentasi. Jadi kelapa dibersihkan dahulu, diparut, diambil sarinya lalu di masukan ke dalam toples untuk di fermentasi. Tunggu 1 x 24 jam minyak sudah jadi siap disaring dan dimasukan ke dalam botol kemasan,” Iponk merangkan proses kerja yang baginya tidak rumit amat.
Satu botol ukuran 100 ml mereka dijual seharga Rp 25.000. Ada labelnya ‘VCO Flobamora’ meski belum mendapat sertifikat BPOM.
“Kami jual secara online di media sosial. Ada keluarga di Jawa dan Kalimantan juga pesan,” ungkap Asriyani di sela-sela kesibukannya menyaring sari kelapa murni.
40 buah kelapa jika diolah menjadi VCO akan menghasilkan setidaknya 30 botol berukuran 100 ml.
Menurut Iponk, bisnis olahan ini jauh lebih baik dibanding jual minyak kelapa secara gelondongan. Kalau minyak goreng satu botol harganya Rp 15.000 sementara bila dijual gelondongan 40 buah kelapa hanya dihargai sekitar Rp 40.000 sampai dengan Rp 50.000.
Terkait COVID 19, keduanya berharap pandemi ini cepat teratasi. Mereka pun mengajak anak-anak muda untuk berkarya di rumah serta memanfaatkan waktu luang untuk hal-hal yang produktif.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K