*) Puisi-Puisi Rey Baliate
Di Ruang Kelas
Kita menunggu detik yang patah
dan menit yang pecah
membuka ruang di kepala kita
Seorang lelaki sedang menulis sesuatu di papan tulis
(barangkali ia menulis berkat )
tapi semenjak kita tahu berkat tak ada dan ruang kelas ini terbentuk dari perpisahan, ketakutan membuat kita selalu terpejam.
Dan lelaki, yang menulis di papan tulis itu, akan selalu berkata tidak, ketika kita mengucapkan selamat tinggal dengan kalimat-kalimat mati
Setelah itu, yang terjadi di ruang kelas ini
hanyalah detik yang patah,
menit yang pecah,
kita yang berpura-pura
Ruteng,2020
Lima Cara Mencintai Luka
Sebelum kau mencintaiku
aku ingin berbisik di telingamu,
memberitahukan beberapa cara mencintai luka
- Pandanglah langit dan bayangkan, kau adalah awan yang sibuk mencari bintang ketika pagi.
- Pandanglah lilin dan bayangkan, kau adalah nyala api yang tak mudah dibakar api.
- Pandanglah sebuah rumah dan bayangkan, kau tinggal di dalamnya dan tak mampu melahap matahari.
- Pandanglah jalan dan bayangkan, kau adalah sebuah kendaraan dengan kecepatan singkat.
- Pandanglah puisi dan bayangkan, kau adalah seorang penyair yang hangat dalam kalimat-kalimat mati.
Setelah mendengarnya,
kubiarkan kau mencintaiku hingga jatuh
meski itu luka
meski pada akhirnya kau akan lupa
Ruteng, 2020
Di Suatu Sore
Kau dan aku duduk di bangku taman sambil mendengarkan Imagine Dragon
Kau membisikan sebuah kata yang sulit kubahasakan
Sementara sore masih terasa seperti kobaran api pada sehelai kertas,
Langit menjatuhkan melodi dari lagu imagine dragon
dan dunia menerka komposisinya.
I don’t wanna fake it
wish i could erase it
make your heart believe
Lima belas menit sebelum pejalan kaki lewat
Kita membayangkan Tuhan mendekat lima menit sebelumnya dan melihat kita dan kita merasakannya.
katamu, setelah itu.
Aku hanyalah kesunyian dari aminmu yang tertunda.
Lalu Tuhan pergi meninggalkan kita,
meninggalkan sebuah bercak di wajahmu,
meninggalkan dunia dengan terkaannya.
Kelak, ketika langit menjatuhkan lagi melodi dari lagu imagine dragon,
Tuhan hanyalah seorang pembohong yang hangat,
seperti dunia ketika dingin, mungkin.
Ruteng, 2020